Pelaku Sepak Bola Gajah Akhirnya Berani Blak-Blakan

Penulis: Dhimas
Sabtu 01 Agu 2015, 11:30 WIB
Pelaku Sepak Bola Gajah Akhirnya Berani Blak-Blakan

Kupas Tuntas Sepakbola Gajah PSS Sleman vs PSIS Semarang

Ligaolahraga.com -

Ligaolahraga.com – Kasus sepak bola gajah yang mencoreng sepak bola Indonesia tahun lalu, kembali mengembang. Sepak bola gajah yang terjadi pada pertandingan Divisi Utama, antara PSS Sleman melawan PSIS Semarang pada 26 Oktober 2014 lalu, akhinya diungkapkan kepada publik. 

Mantan pemain PSS Sleman yang terlibat dalam kasus sepak bola gajah tersebut, akhirnya berani buka suara. Ada empat pemain yang berani buka-bukaan soal kronologi kejadian yang sebenarnya pada pertandingan yang mencoreng nilai fair play  tersebut.

 

Sebelumnya, empat pemain PSS ini telah dijatuhi sanksi oleh Komisi Disiplin PSSI. Mereka adalah Monieaga Bagus, Ridwan Awaludin, Satrio Aji, dan satu pemain yang memilih namanya disamarkan menjadi Ronald. Mereka berempat akhirnya bicara blak-blakan mengenai pertandingan itu, dalam sebuah acara "Kupas Tuntas Sepakbola Gajah PSS Sleman vs PSIS Semarang", yang digelar di Hotel Merbabu Merapi Seturan Sleman (29/7).

 

Dalam kesempatan itu, keempat pemain menceritakan kronologinya secara detail. Mereka mengungkapkan, jika semua biasa saja pada pagi hari sebelum pertandingan, dan semua pemain menjalani latihan dengan semringah. Namun semua berubah pada siang harinya, saat para pemain dipanggil ke ruang pelatih.

 

"Waktu itu pelatih seperti biasa tetap ingin menang seperti biasa. Lalu datang manajer PSS Sleman, Supardjiono, kemudian mengatakan kalau ingin promosi kita harus menghindari Pusamania Borneo FC. Kita semua bingung," jelas Satrio Aji seperti yang dilansir Goal.

 

Instruksi tesebut kemudian berlanjut di pertandingan sesungguhnya melawan PSIS. Bahkan, saat pertandingan berlangsung, yang paling berkuasa memberikan arahan bukan pelatih, Hery Kiswanto. Namun justru Mnajemen dan Asisten Pelatih, Edi Broto.

 

"Di babak pertama kita disuruh main pasif. Ketika mau menyerang tim lawan yang juga main pasif kita justru dimarahi dan dikatai 'Apa-apaan itu, mundur saja'. Ketika turun minum kita disuruh Pak Rumadi yang merupakan manajer teknis menyuruh kita untuk bertarung. Tentu kita senang ketika sudah disuruh main normal. Ternyata tidak, kita justru disuruh bertarung untuk kalah," ungkap Ridwan Awaludin.

 

Kemudian, ada juga kode khusus yang diberikan agar para pemain PSS melakukan gol bunuh diri. Kode itu diberikan oleh Edi Broto.

 

"Waktu itu ada pemain-pemain khusus yang diberi instruksi untuk mencetak gol bunuh diri, tapi saya tidak tahu siapa. Yang jelas pak Edi di pinggir lapangan memberi kode khusus, yaitu membalikkan topi yang dia pakai sebagai tanda untuk melakukan gol bunuh diri," sambung Monieaga Bagus.

 

Selain itu, para pemain itu juga membeberkan adanya skenario yang dilakukan dalam sidang Komisi Disiplin PSSI untuk menyelamatkan sang manajer saat itu, Supardjiono.

 

"Waktu itu saya disuruh Pak Supardjiono dan Pak Rumadi untuk tidak mengakui yang sebenarnya ke Komdis PSSI. Saya disuruh untuk mengakui bahwa tindakan itu merupakan murni kemauan saya. Dalam hati saya tidak mengakui seperti itu. Waktu ditanyai oleh Pak Hinca (Pandjaitan, ketua Komdis PSSI saat itu) saya hanya diam saja," lanjut dari Ronald.

 

Hal itu diamini oleh ketiga pemain lainnya. Bahkan, mereka mengungkapkan diharuskan menyebut nama Ery Febrianto alias Ableh sebagai otak dari peristiwa itu. Padahal, Ery ketika itu sedang ditugaskan manajemen untuk memantau pertandingan lain di Kalimantan.

 

Memang pada akhirnya, dalam keputusan Komdis PSSI meloloskan Supardjiono dari sanksi. Ketika itu, Komdis PSSI beralasan Supardjiono menjelaskan dirinya berada di lain tempat saat pertandingan PSS dan PSIS berlangsung.

 

"Ketika hukuman turun kami dijanjikan akan dibantu untuk bebas dari hukuman oleh manajemen. Tapi nyatanya sampai sekarang kami masih harus menjalani hukuman," lanjut Satrio kembali, yang terkena sanksi lima tahun tidak boleh aktif di persepakbolaan nasional itu.

 

Di sisi lain, keempat pemain itu juga mengambil langkah untuk berkirim surat tentang kesaksian itu kepada Tim Transisi Kemenpora. Para pemain itu berujar rela melakukan ini agar bisa menyelamatkan karier sepakbola mereka.

 

"Kami berharap bisa langsung bertemu untuk menjelaskan detail kepada mereka," tutur Satrio.

Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/bola/pelaku-sepak-bola-gajah-akhirnya-berani-blak-blakan
1661  
Komentar

Terima kasih. Komentar Anda sudah disimpan dan menunggu moderasi.

Nama
Email
Komentar
160 karakter tersisa

Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar disini