Ole Gunnar Solskjaer Akui Tak Suka Konsep European Super League

Penulis: Demos Why

Sabtu 24 Apr 2021, 07:45 WIB

Berita Sepakbola: Manajer Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer, akhirnya buka suara untuk memberikan komentar terkait polemik European Super League yang hangat belakangan ini. Sang manajer mengaku sama sekali tak suka dengan konsep yang digunakan kompetisi tersebut.

Usai Kalahkan Sheffield, Erik ten Hag Minta MU Jaga Konsistensi

Belum lama ini Manchester United serta 11 klub top Eropa lainnya secara mengejutkan mengumumkan terkait kompetisi baru yang rencananya akan digelar pada Agustus mendatang bertajuk European Super League [ESL]. Nantinya kompetisi tersebut akan menjadi tandingan Liga Champions yang selama ini dikelola oleh UEFA.

Namun pada akhirnya Man United memutuskan untuk mundur dari ESL usai mendapatkan desakan dari para suporternya. Bahkan wakil CEO klub, Ed Woodwrad, sampai memutuskan untuk mundur dari jabatannya akibat situasi tersebut.

Ole Gunnar Solskjaer mengakui bahwa dirinya tak mempermasalahkan terkait gelombang protes yang dilakukan oleh fans yang ditujukan kepada manajemen klub. Terlebih sang manajer juga mengaku sama sekali tak menyukai konsep dari ESL yang disebutnya telah melanggar nilai-nilai sportivitas.

"Pertama-tama saya sangat senang para fans kami menyuarakan opini mereka, dan kami mendengarkan pendapat mereka," ujar Solskjaer dilansir dari laman resmi klub.

"Saya tidak menyukai konsep Super League, karena itu bertentangan dengan nilai-nilai olahraga."

"Saya ingin kami harus berjuang untuk mendapatkan tempat bermain di Eropa. Tim ini sudah menjadi pionir dan bertahun-tahun lamanya di Eropa sejak era Busby Babes, dan kami ingin menjadi tim yang sukses di Eropa lagi."

Lebih lanjut Solskjaer menilai sebuah 'kegagalan' menjadi salah satu hal yang dibutuhkan dalam dunia sepakbola dan itu tidak ada dalam ESL. Solskjaer juga mengaku bahagia lantaran pihak klub pada akhirnya mengakui kesalahan mereka kepada fans.

"Malam terbaik saya di klub ini [Final UCL 1999] bisa diraih dengan kerja keras. Untuk mendapatkan kesempatan itu, kami nyaris sekali gagal, dan rasa takut untuk gagal itu membantu kami keluar dari zona nyaman kami," ujarnya melanjutkan.

"Saya pribadi senang pihak klub mengakui kesalahan mereka bahwa ini [ESL] adalah ide yang buruk," pungkasnya.