Javier Mascherano Percaya Timnya Tersungkur Di Final Karena Karma Buruk

Javier Mascherano telah memenangkan setiap trofi saat bersama timnya Barcelona, tapi ketika bermain dengan Argentina, ia tak pernah bisa meraih posisi juara.

Kekalahan La Albiceleste dari Chili dalam drama adu penalti adalah yang ketiga kalinya di turnamen Copa Amerika, menyusul kekalahan pahit dari Jerman dalam laga perpanjangan waktu di final Piala Dunia tahun yang lalu.

Kalah dalam final kompetisi besar untuk kedua kalinya dalam setahun serasa bagai disiksa, seperti yang dikeluhkan oleh Sang Jenderal Lapangan Tengah Argentina, Mascherano,setelah Chili mengalahkan mereka melalui adu penalti.

Pada usia 31 tahun mantan pemain West Ham dan Liverpool ini sudah mengoleksi lebih dari 100 caps bersama tim Argentina, dan Mascherano tahu bahwa ia telah kehabisan waktu ketika harus bertekuk lutut di depan rivalnya di Amerika Selatan.

“Saya salah satu pemain tertua di skuad ini. Kita harus menerima apa yang terjadi, sayangnya kami tidak bisa memberikan fans apa yang mereka inginkan.” Ujarnya penuh penyesalan.

Di dalam tim yang lebih dikenal karena adanya sang kapten, Lionel Messi dan penyerang-penyerang bintang yang bermain di klub-klub besar Eropa, peran Mascherano sebagai pemain terbaik dan paling penting untuk Argentina telah perlahan pudar.

Meski telah memenangkan dua medali emas Olimpiade untuk negaranya, ada beberapa pemain yang dianggap lebih layak dari Mascherano untuk meraih trofi besar.

Seperti yang dilansir oleh Buenos Aires Herald, Mascherano menambahkan bahwa ia kini harus berpikir tentang kelangsungannya di Albiceleste.

"Ini adalah penyiksaan. Saya tidak bisa mengungkapkan alasan mengapa kami kalah, mungkin karena saya. Sekali lagi kami tidak memiliki keberuntungan untuk memenangkan pertandingan final ini. Ini merupakan akibat dari beberapa karma buruk, saya tidak tahu," kata Mascherano kepada wartawan setelah pertandingan.