AC Milan vs Inter Milan, Adu Kuat Filosofi Pemain Muda vs Berpengalaman

Berita Liga Champions: Derby Milan di semifinal Liga Champions bukan hanya sekedar pertarungan panas AC Milan dan Inter Milan, tapi juga duel antara dua filosofi sepakbola berbeda.

Dalam tulisan terbarunya yang terbit di Football Italia, jurnalis sepakbola Italia, Apollo Heyes membahas tentang pertarungan AC Milan dan Inter Milan di babak semifinal Liga Champions.

Ketika Inter memenangkan gelar Serie A di musim 2020-21, mereka memiliki skuat tertua ketiga di Serie A dengan rata-rata 28 tahun. Sebagai perbandingan, di musim tersebut, rata-rata usia pemain Milan baru menginjak 24.3 tahun, termuda di liga.

Nerazzurri mengandalkan para pemain berpengalaman seperti Romelu Lukaku, Marcelo Brozovic, Samir Handanovic dan Stefan de Vrij untuk membantu mereka meraih Scudetto, mengambil keuntungan dari penurunan performa Juventus.

Setahun kemudian, Milan yang saat itu diisi oleh skuat termuda kelima dengan rata-rata usia 25.8 tahun, memenangkan gelar liga pertama mereka dalam satu dekade, sementara Inter finis di posisi kedua dengan selisih dua poin.

Pioli menaruh kepercayaan pada pemain mudanya, seperti Pierre Kalulu dan Sandro Tonali, serta bintang-bintang baru seperti Rafael Leao dan Theo Hernandez.

Sistem kepercayaan ini terus berlanjut hingga musim ini, dimana rossoneri mengambil lebih banyak pemain muda, seperti Malick Thiaw, Charles De Ketelaere dan Aster Vranckx di musim panas kemarin.

Menjelang pertandingan semifinal Liga Champions, filosofi kepercayaan pada pemain kedua tim akan diuji, dimana Inter masih mengandalkan pemain veteran seperti Lukaku, Hakan Calhanoglu, Edin Dzeko dan Matteo Darmian.

Sedangkan di sisi Milan, mereka akan kembali berharap kepada pemain muda, seperti Alexis Saelemaekers, Brahim Diaz, Rafael Leao dan Tonali.

Artikel Tag: Derby Milan, AC Milan, Inter Milan