Cerita Hari Natal di Lapangan NBA: Dari Bronny James hingga Stephen Curry

Para pemain dan pelatih yang bertugas di Hari Natal harus menyesuaikan ritual keluarga dengan jadwal pertandingan, terutama jika laga berlangsung tandang. (Foto: ESPN)
Bermain di Hari Natal adalah kehormatan sekaligus pengorbanan besar bagi para pemain dan pelatih NBA.
Setiap 25 Desember, panggung basket terbesar dunia menampilkan laga-laga pilihan yang menjadi tradisi tahunan bagi para penggemar.
Namun di balik gemerlapnya sorotan, tersimpan kisah-kisah personal tentang keluarga, nostalgia, dan dilema antara pekerjaan dan perayaan.
Bagi pelatih Milwaukee Bucks Doc Rivers, kenangan Natal di NBA terasa campur aduk. Sejak 1984, ia telah bermain atau melatih dalam 17 laga Natal. Rivers mengakui ada rasa cinta dan benci terhadap pertandingan tersebut.
Di satu sisi, Natal adalah waktu keluarga. Di sisi lain, memenangkan pertandingan di hari itu memberi kepuasan tersendiri. “Saat Anda menang di sore Natal lalu pulang ke rumah bersama keluarga, rasanya luar biasa,” ujarnya.
Tradisi NBA memang unik. Para pemain dan pelatih yang bertugas di Hari Natal harus menyesuaikan ritual keluarga dengan jadwal pertandingan, terutama jika laga berlangsung tandang.
NBA berupaya menjaga suasana tetap meriah dengan memberi hadiah kecil, namun tetap saja, jauh dari rumah sering kali terasa berat.
Bagi keluarga James, Natal sudah lama identik dengan basket. LeBron James telah bermain dalam rekor 19 laga Natal, dan putranya, Bronny James, tumbuh besar dengan kebiasaan menunggu perayaan keluarga menyesuaikan jadwal ayahnya.
Tahun lalu menjadi momen bersejarah ketika LeBron dan Bronny menjadi duo ayah-anak pertama yang berada dalam satu tim pada Hari Natal.
Meski Bronny tak bermain, ia menyaksikan sang ayah tampil gemilang. “Kami selalu mencari cara untuk tetap merayakan Natal bersama, meski kadang harus ditunda,” kata Bronny.
Stephen Curry juga punya hubungan khusus dengan Natal. Sebelum menjadi bintang, ia menghabiskan hari raya dengan menonton basket seharian. Kini, sebagai pemain Golden State Warriors, Curry merasakan kehormatan tampil di panggung utama.
Meski begitu, performanya di Hari Natal sempat menjadi cerita tersendiri karena ia kerap kesulitan menemukan sentuhan tembakan. “Saya tidak punya kenangan favorit, karena biasanya saya memang tidak terlalu bagus saat Natal,” ujarnya sambil tersenyum.
Sementara itu, Draymond Green justru mengenang Natal terbaiknya ketika tidak bermain.
Saat menjalani skorsing pada 2023, ia akhirnya bisa merayakan Natal penuh bersama anak-anaknya di rumah. Pengalaman itu, menurutnya, sangat berarti secara emosional.
Bagi Josh Hart, laga Natal siang hari justru ideal. Ia bisa bermain lebih awal, lalu pulang untuk menikmati waktu keluarga.
Sedangkan Donovan Mitchell memandang tampil di Hari Natal sebagai simbol prestasi. Tahun ini, ia akan kembali bermain di Madison Square Garden, sebuah mimpi masa kecil yang menjadi kenyataan.
Bagi para pemain NBA, Natal bukan sekadar hari libur. Ia adalah panggung kehormatan, penuh kenangan manis, pahit, dan cerita manusiawi di balik gemerlap liga terbaik dunia.
Artikel Tag: Hari Natal
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/basket/cerita-hari-natal-di-lapangan-nba-dari-bronny-james-hingga-stephen-curry

Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar disini