Bukukan 55 Poin, James Harden Sukses Pecahkan Rekor Franchise Clippers

James Harden menampilkan salah satu penampilan paling mengesankan dalam kariernya yang gemilang saat ia mencetak 55 poin—memecahkan rekor franchise LA Clippers—dalam kemenangan 131-116 atas Charlotte Hornets pada Sabtu (22/11) malam di Charlotte.

Guard berusia 36 tahun itu tak terbendung dari hampir setiap sudut lapangan, memasukkan 10 tembakan tiga angka dan menampilkan performa mencetak poin yang langsung masuk ke dalam buku sejarah Clippers.

Ledakan poinnya tidak hanya mengangkat Clippers keluar dari tiga kekalahan beruntun, tetapi juga mengukir namanya lebih dalam lagi dalam sejarah NBA.

Torehan 55 poin James Harden melampaui rekor franchise sebelumnya sebesar 52 poin, yang sebelumnya dipegang bersama oleh Charles Smith dan Bob McAdoo.

Penampilan ini menandai pertandingan ke-25 dengan 50 poin dalam karier NBA-nya yang berlangsung 17 tahun, menyamai Kobe Bryant sebagai pemain ketiga dengan jumlah pertandingan 50 poin terbanyak dalam sejarah liga, menurut ESPN Research.

Ini juga menjadi pertandingan dengan skor tertinggi musim ini, sejajar dengan MVP favorit Nikola Jokić dan Shai Gilgeous-Alexander.

Sejak tip-off, James Harden bermain dengan ritme dan agresivitas luar biasa.

Dia mencetak 27 poin di kuarter pertama saja, memasukkan lima tembakan tiga angka, dan memberikan serangan instan saat Clippers membangun keunggulan dua digit.

Serangan awalnya membantu menetralkan awal yang panas dari Charlotte—tujuh tembakan sukses dari delapan percobaan pertama mereka—dan memungkinkan Los Angeles mengendalikan tempo pertandingan.

Mendukung ledakan serangan Harden adalah Ivica Zubac, yang menampilkan performa dua arah yang kuat dengan 18 poin, sembilan rebound, dan enam assist.

Keberadaan Zubac di area dalam menjadi semakin krusial di kuarter ketiga setelah center Charlotte, Ryan Kalkbrenner, keluar karena cedera pergelangan kaki.

Dengan Moussa Diabaté terpaksa bermain lebih lama, Clippers memanfaatkan ketidakseimbangan ini, memberikan bola kepada Zubac untuk dua dunk berturut-turut yang membantu memperkuat keunggulan mereka.

Charlotte, di sisi lain, menunjukkan ketahanan.

Rookie Kon Knueppel melanjutkan musim impresifnya dengan 26 poin, sementara Brandon Miller kembali dengan solid setelah absen 13 pertandingan karena cedera bahu, menyumbang 21 poin.

The Hornets berhasil memperkecil defisit menjadi hanya dua poin di 74-72 pada kuarter ketiga.

Namun, momentum berbalik tajam ketika guard bintang LaMelo Ball terpaksa duduk di bangku cadangan setelah mendapat pelanggaran keempatnya.

Momen krusial malam itu terjadi tak lama setelahnya.

James Harden, bermain sendirian, melepaskan tembakan tiga angka dari jarak jauh di atas dua pemain bertahan, menarik pelanggaran dari Diabaté untuk menyelesaikan permainan empat poin—tembakan tiga angka kedelapannya dalam pertandingan.

Itu adalah urutan klasik Harden, jenis permainan yang telah mendefinisikan karirnya sebagai salah satu senjata ofensif terbaik liga.

Saat bunyi bel akhir berbunyi, Harden telah mencatatkan salah satu penampilan mencetak poin terbaik dalam kariernya—peringkat ke-11 sepanjang masa baginya—dan mengingatkan liga bahwa bahkan di musim ke-17-nya, ia masih mampu mengambil alih pertandingan dengan cara yang spektakuler.

Artikel Tag: James Harden