Begini Penampilan Bronny James di Pertandingan Scrimmage NBA Combine

Setelah tampil solid pada Hari 1 NBA Draft Combine dan memberi kesan selama pengujian atletik pada hari Senin, Bronny James agak lebih tenang selama scrimmage lima lawan lima pada hari Selasa (14/5).

Dia mencetak empat poin (2 dari 8 tembakan, 0 dari 4 tiga poin), empat rebound, dua steal, dan tiga turnover dalam 19 menit bermain, namun masih banyak hal yang bisa dipetik dari kilatan, kesalahan, dan mentalitasnya secara keseluruhan.

James akan memiliki kesempatan terakhir untuk meningkatkan nilai jualnya di lapangan pada hari Rabu (15/5) di hadapan hampir setiap manajer umum dan eksekutif NBA. Setelah itu, hanya sisa latihan dan wawancara.

Hampir seluruh paruh pertama pada hari Selasa diperlukan untuk membuat Bronny James melihat ke arah ring.

Di satu sisi, meskipun ada tekanan yang tidak pantas, dia tidak memaksa permainan untuk dirinya sendiri. Rekan setim harus senang bermain dengannya. Dia melihat ke atas saat transisi dan terus menggerakkan bola dalam setengah lapangan.

Namun, pada hari Selasa, kita melihat dia melewatkan peluang untuk menyerang atau menembak. Dia akhirnya melakukan beberapa turnover karena sikap tidak egoisnya. Dia terlalu berusaha keras untuk mencari rekan setimnya.

Tidak ada upaya tembakan lapangan untuk sebagian besar paruh pertama tampaknya menambah tekanan yang tidak perlu pada James untuk mulai mencetak skor. Dan itu mungkin menyebabkan lebih banyak pemikiran dan ketidakpastian saat menembak—dia gagal dalam semua tembakan tiga poinnya sampai akhir.

Adalah hal yang baik bahwa James memahami keterbatasannya, atau bahwa dia memulai setiap pertandingan dan posisi tanpa agenda pribadi.

Namun, dalam scrimmage NBA Combine, di mana sebagian besar pemain mencari untuk membuat pernyataan pribadi, mentalitas James justru berdampak buruk baginya.

Setelah tampil sangat baik dalam latihan menembak pada hari Senin lalu, Bronny James gagal dalam semua tembakan jumpernya selama scrimmage pertamanya.

Dari sudut pandang setengah penuh, itu semua adalah tembakan bagus yang datang dalam aliran permainan. Dia gagal memelsakkan embakan tiga poin di sudut lapangan, tembakan melangahmundur di jarak menengah, dan sepasang tembakan pull-up tiga poin.

Tidak ada alasan untuk menyalahkan akurasi tembakannya selama satu pertandingan di mana dia hanya bermain 19 menit dengan rekan setim yang belum pernah dia mainkan sebelumnya. Lebih penting untuk melihat bahwa dia dapat mendapatkan peluang tembakan bersih dalam ritme bermain dengan atau tanpa bola.

Ini peluang yang sangat bisa dimanfaatkan yang diciptakan olehnya sendiri, baik dengan bergerak tanpa bola atau memilih waktu yang tepat untuk melangkah ke ruang kosong dan menembak. Narasi seputar penampilannya akan terasa jauh berbeda jika dia berhasil memasukkan satu atau dua tembakan yang dia latih sebelumnya.

Kedua tembakan lapangan Bronny James dikonversi dari floater. Ini adalah petanda baik, mengingat dia hanya membuat dua floater sepanjang musim di USC.

Pada tembakan pertama James, dia melemparkan bola dengan tinggi sebelum dihadang lawan. Anda melihat pemain seperti Stephen Curry dan Luka Doncic berlatih hal ini dalam pemanasan. James kurang memiliki ledakan saat dribbling, jadi memiliki tembakan sentuhan di daerah dlam akan penting untuk kemampuannya mencetak skor di level berikutnya.

Tembakan keduanya datang dari floater yang lebih tradisional, di mana dia juga dilanggar. Meskipun tembakan lapangan yang berhasil akan terlihat dalam kotak skor, gerakan yang dia gunakan untuk melewati Cam Spencer adalah highlight sebenarnya.

Bagi beberapa calon pemain, kerugiannya saat berpartisipasi dalam scrimmage adalah bahwa mereka tidak dapat mengendalikan rekan setim atau peran mereka. Idealnya, Bronny James akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk mengendalikan bola setelah dia menghabiskan tahun itu di USC bermain dengan Isaiah Collier dan Boogie Ellis.

James menghabiskan sebagian besar pertandingan di luar bola, menunggu peluang daripada memiliki kesempatan untuk menciptakannya sendiri.

Ini tidak memengaruhi pengambilan keputusan; sebaliknya, itu hanya menghasilkan permainan serangan yang sebagian besar tenang saat dia berdiri atau memberikan umpan singkat kepada penyerang yang lebih agresif.

James jelas nyaman di sekitar garis perimeter, karena dia jarang melakukan Gerakan memotong di USC atau sama sekali tidak memotong selama scrimmage pertamanya di Chicago. Dan mengasumsikan pelatih NBA tidak akan mempercayai seorang Bronny muda dengan bola, setidaknya pada awal karirnya, tembakan spot-up dan off-screen akan perlu menjadi kekuatan yang pasti.

Highlight scrimmage pertama Bronny James adalah gerakan yang dia gunakan untuk mencetak tembakan lapangan keduanya. Dia tidak memiliki banyak kesempatan untuk mengendalikan bola, tetapi pada satu penguasaan bola, dia menunjukkan beberapa perubahan kecepatan dan gerakan untuk membekukan Cam Spencer, mendapatkan langkah dan masuk ke jalan untuk floater dan satu tembakan.

Secara keseluruhan, Bronny James menunjukkan ritme bagus dengan dribelnya. Dia tidak akan sering mendapatkan tembakan bebas. Tapi dia menunjukkan ritme dengan penguasaan bolanya dan footwork-nya, mencapai tempat-tempat tertentu dan memisahkan diri untuk floater, pull-up, atau step back.

Selama di USC, Bronny James terbukti sangat efisien dalam hanya 19 situasi screen-and-roll yang dia hadapi, sebagian besar karena kemampuannya dalam stop-and-pop, yang memerlukan keahlian dalam penanganan bola.

Meskipun dia mungkin tidak akan disebut sebagai point guard tradisional, James terus menunjukkan nilai ketika mengendalikan bola, menunjukkan kemampuan dalam menembak dari dribel dan membuat keputusan yang baik sebagai pembagi bola.

Artikel Tag: Bronny James