Ragam Badminton: Liliyana Natsir, Pekerja Keras Yang Selalu rendah Hati

Penulis: Yusuf Efendi
Selasa 02 Agu 2016, 09:14 WIB
Ragam Badminton: Liliyana Natsir, Pekerja Keras Yang Selalu rendah Hati

Liliyana Natsir/[foto:badmintonindonesia.org]

Ligaolahraga.com -

LigaOlahraga - Ragam Badminton: Siapa yang tidak kenal Liliyana Narsir? Pebulutangkis andalan Indonesia dinomor ganda Campuran bersama Tantowi Ahmad ini sudah tidak diragukan lagi kemampuan dan juga prestasi yang dia peroleh, sederet gelar pernah ia rasakan mulai dari Juara Dunia, All England dan puluhan gelar super series lainnya.

 Lilyana Natsir atau yang akrab disapa Butet ini merupakan anak perempuan pasangan Beno Natsir dan Olly Maramis. Ia dilahirkan di Manado, Sulawesi Utara, 9 September 1985. Liliyana, si pemain multitalenta, tak hanya berprestasi di ganda campuran, ia juga menoreh prestasi membanggakan di sektor ganda putri bersama Vita Marissa dengan menjuarai China Masters 2007 dan Indonesia Open 2008.

Setelah Olimpiade Beijing 2008, Liliyana dan Nova ‘bercerai’, Nova pensiun, sedangkan Liliyana dicoba bersama Tontowi Ahmad. Awalnya uji coba ini dimaksudkan untuk mengangkat prestasi Tontowi yang lebih muda, namun Liliyana membuktikan bahwa dipasangkan dengan siapapun, ia mampu berprestasi. Lagi-lagi, Liliyana menjadi tumpuan dan harapan tim bulutangkis Merah-Putih.

Dengan membimbing Tontowi yang kala itu masih minim pengalaman, Liliyana berhasil membuat duet mereka menjadi momok menakutkan bagi para ganda campuran papan atas. Sebut saja penguasa podium juara ganda campuran kala itu, Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok), Xu Chen/Ma Jin (Tiongkok), Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark) kerapkali dibuat takluk oleh Tontowi/Liliyana. Pasangan ini juga mencetak sejarah baru sebagai ganda campuran pertama di Indonesia yang mampu mencetak hattrick di All England 2012, 2013 dan 2014.

Di Kejuaraan Dunia 2013 yang kala itu berlangsung di kandang Tiongkok, Tontowi/Liliyana berhasil keluar dari ‘keroyokan’ wakil tuan rumah dan di final menekuk Xu/Ma di hadapan publik Tiongkok. Sebuah perjuangan yang sangat luar biasa dipertontonkan oleh pasangan Indonesia, hingga kini, laga heroik ini terus menjadi perbincangan di kalangan pecinta bulutangkis Tanah Air.

Sering berada di puncak, bukan berarti ia tak pernah merasakan pahitnya menelan kekalahan. Liliyana adalah seorang sosok perempuan yang kuat. Jelang olimpiade, prestasinya sempat menurun dan beberapa kali kalah dari pemain yang tak diunggulkan dan menjadi pukulan untuknya, tapi tak ada kamus menyerah bagi Liliyana. Kegigihan Tontowi/Liliyana dibuktikan dengan gelar di Malaysia Open Super Series Premier 2016.

“Liliyana adalah sosok yang pantang menyerah. Kalau kalah dari lawannya, dia pasti sudah punya rencana untuk membalas. Biasanya kalau habis kalah, saya tidak menelepon dia, karena menjaga perasaannya, tunggu saja beberapa hari pasti dia yang akan telepon saya. Lalu Liliyana bilang kalau di turnamen selanjutnya akan bertemu lawan yang mengalahkan dia dan bertekad akan balas kekalahannya.” Demikian komentar Auw Jin Chen, ibunda Liliyana Natsir perihal sosok sang pemain. Seperti dikutip oleh situs resmi PBSI badmintonindonesia.org. (1/7/2016).

“Saya memang identik dengan sifat tidak mau kalah, namun tetap dalam arti yang positif. Tidak gampang puas dan selalu haus akan prestasi membuat saya bisa bertahan di tiga olimpiade sebagai top player. Saya selalu punya keinginan di dalam diri untuk membuat keluarga saya dan Indonesia bangga dengan prestasi yang saya capai.” Pernyataan Liliyana.

Artikel Tag: Liliyana Natsir, Tantowi Ahmad, hendra setyawan, mohammad ahsan, Greysia Polii, nitya kreswandari, PBSI, Olimpiade Rio 2016, badminton 2017

Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/badminton/ragam-badminton-liliyana-natsir-pekerja-keras-yang-selalu-rendah-hati
2590  
Komentar

Terima kasih. Komentar Anda sudah disimpan dan menunggu moderasi.

Nama
Email
Komentar
160 karakter tersisa

Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar disini