India Investigasi Kecurangan Pencurian Umur Atlet Bulutangkis Junior

Berita Badminton: Federasi Badminton India (BAI) tengah melakukan investigasi besar-besaran terhadap para atlat junior tim nasional mereka yang terindikasi memanipulasi data kelahiran atau melakukan pencurian umur menyusul ditemukannya kasus pencurian umur baru-baru ini di India.

Presiden Federasi Badminton India (BAI), Himanta Biswa Sarma mengungkapkan bahwa tes medis di awal musim adalah salah satu cara agar kecurangan tidak terjadi lagi, apalagi tim junior tengah disibukkan untuk persiapan menjelang Kejuaraan Dunia Junior 2017 yang akan berlangsung di Yogyakarta Indonesia pada 9-22 Oktober 2017 mendatang.

"Kami ingin menghapus masalah untuk kecurangan usia pemain dengan melakukan tes dengan baik sebelum musim dimulai sehingga tidak ada yang harus menjalani tekanan mental selama turnamen atau di akademi. Jika pemain yang mendaftar usianya lebih tinggi, kami akan memasukkannya kedalam kelompok umur berikutnya karena kami pikir orang tua berperan besar dan sebagai pelaku kejahatan sebenarnya daripada atlet itu sendiri," kata Biswa Sarma.

Kasus yang baru-baru ini terjadi di India adalah Akash Yadav, yang merupakan bagian dari skuad U-17 untuk Kejuaraan Asia Junior 2017 lalu. Akash sebagaimana disebut dalam laporan CBI, diduga mengubah catatan usianya. Menurut BAI, pemain itu terpilih karena panitia seleksi tidak mengetahui laporan detail tentang usia yang sebenarnya.

Presiden Biswa Sarma juga mengumumkan beasiswa untuk para pemain junior yang menghadapi kendala masalah keuangan demi kelangsungan masa depan mereka.

"Sebagian besar dari waktu ke waktu, para pemain berbakat keluar dari pelatihan karena kendala keuangan. Oleh karena itu untuk mendukung pemain tersebut, kami akan memberikan beasiswa sebesar Rs 25.000 -  50.000 per bulan atau berkisar 5-10 juta rupiah untuk sekitar 20 pemain junior dan akan meningkat hingga 100 pemain tergantung bantuan dari sektor korporasi," tambah Sarma.

Artikel Tag: saina nehwal, bai, PV Sindhu