Kanal

Pengakuan Dinara Safina Tentang Jadi Petenis Peringkat 1 Dunia

Penulis: Dian Megane
31 Mei 2020, 16:28 WIB

Dinara Safina

Berita Tenis: Mantan petenis peringkat 1 dunia, Dinara Safina mengatakan bahwa ia merasa sangat kecewa ketika menjadi petenis peringkat 1 dunia, karena ia tidak menyangka tekanan yang muncul dengan menghuni peringkat tersebut.

Kepada The Guardian, mantan petenis berusia 33 tahun, Safina menyatakan bahwa menjadi petenis peringkat 1 dunia membuatnya kecewa karena ia tidak bisa mengatasi emosinya dan tekanan yang ia dapat dengan menghuni peringkat tersebut.

“Jika saya bisa memulai kembali karier saya dari awal, mungkin, tetapi saya tidak merasa ingin kembali turun di turnamen,” aku Safina.

“Hal itu sesuatu yang saya rasa sangat dalam. Saya pikir saya merasa kecewa akan tenis dalam beberapa hal, karena saya pernah bermimpi bahwa begitu anda menjadi benar-benar terkenal, menjadi petenis peringkat 1 dunia, maka anda akan memiliki kehidupan yang berbeda.”

“Tetapi begitu anda mendapatkannya, semuanya, dan anda menyadari bahwa itu bukan yang anda mimpikan, lalu semua mimpi anda pun pupus. Saya tidak bisa menangani emosi saya dan semua hal, dan bagi saya, itulah mengapa rasanya begitu berat.”

Safina mengatakan bahwa ia pikir ia akan merasa senang ketika bisa mewujudkan mimpi menjadi petenis peringkat 1 dunia, tetapi pengalaman yang ia alami berbanding terbalik.

“Saya selalu bermimpi untuk menjadi terkenal, menjadi peringkat 1 dunia, dan semua hal itu, tetapi kemudian tiba-tiba saya merasa begitu tertekan dengan berada di peringkat itu. Saya tidak mengira saya akan mendapatkan tekanan ini. Saya pikir hal itu akan menyenangkan. Anda menjadi terkenal, menjadi petenis peringkat 1 dunia, dan semua orang senang. Sejujurnya, kebalikannya! Semua orang jadi ingin mengalahkan anda.”

Safina juga menyatakan bahwa ia tidak mempersiapkan diri untuk hidup setelah pensiun, tetapi ia ingin melatih, sehingga ia bisa membantu petenis lain.

“Pensiun rasanya berbeda, sama sekali berbeda, yang saya rasa saya juga belum siap untuk menjalaninya. Tetapi, itulah perjalanan hidup saya, lagipula kita hanya hidup sekali. Jadi, mengapa tidak kita mencoba semuanya? Untuk semua pengalaman yang saya lalui, ketika saya berjunag begitu keras, saya tidak ingin petenis yang saya latih merasakannya,” jelas Safina.

“Saya ingin mereka memahami bahwa tenis adalah kehidupan yang indah. Begitu menyenangkan dan bahkan kerja keras seharusnya menyenangkan dan periodenya cukup pendek. Saya ingin mengajar petenis lain untuk tidak melakukan kesalahan sama yang saya lakukan.”

Di sepanjang kariernya, Safina menjadi runner up nomor tunggal French Open 2008, Australian Open 2009, dan French Open 2009. Ia memenangkan US Open 2007 nomor ganda dan memenangkan medali perak Olimpiade nomor tunggal di Beijing tahun 2008.

Safina secara resmi gantung raket pada musim 2014 setelah absen cukup lama dari dunia tenis sejak musim 2011 akibat cedera punggung.

Artikel Tag: Tenis, Dinara Safina, US Open, French Open, australian open

Berita Terkait

Berita Terpopuler Minggu Ini

Berita Terbaru