Kanal

Satu Perubahan Sepele Ducati yang Hancurkan Musim Francesco Bagnaia

Penulis: Abdi Ardiansyah
24 Des 2025, 21:23 WIB

Perangkat ride height pada motor Desmosedici GP25 Francesco Bagnaia

Berita MotoGP: Musim MotoGP 2025 menjadi titik balik sulit bagi Francesco Bagnaia. Sebuah perubahan teknis kecil pada Ducati GP25 kini disebut sebagai faktor utama yang membuatnya gagal bersaing di papan atas.

Francesco Bagnaia menghadapi periode paling sulit sejak menjadi pebalap pabrikan Ducati. Musim MotoGP 2025 yang diharapkan menjadi ajang kebangkitan justru berubah menjadi perjuangan mempertahankan masa depan, terutama setelah Marc Marquez tampil dominan dan mengambil alih peran sentral di tim Borgo Panigale.

Kedatangan Marquez ke Ducati pada awal musim awalnya dipandang sebagai tantangan sehat bagi Bagnaia. Namun sepanjang 2025, situasinya berubah drastis. Marquez membawa Ducati meraih tiga gelar sekaligus, sementara Bagnaia kesulitan beradaptasi dengan Desmosedici GP25. Meski Marquez absen di empat seri terakhir akibat cedera, ia tetap mengakhiri musim dengan 545 poin. Bagnaia hanya mampu mengumpulkan 288 poin dan finis kelima klasemen.

Kesenjangan performa itu memicu spekulasi besar. Bagnaia disebut terancam kehilangan kursi pabrikan ketika kontraknya berakhir pada penghujung musim MotoGP 2026. Bahkan muncul kabar bahwa ia harus menerima pemotongan gaji jika ingin tetap bertahan, seiring prioritas Ducati mempertahankan Marquez.

Mantan pebalap Suzuki, Nobuatsu Aoki, menilai masalah Bagnaia tidak sepenuhnya kesalahan sang pebalap. Ia menyebut Ducati melakukan perubahan yang tidak kompatibel dengan gaya balap Bagnaia, khususnya pada perangkat pengatur ketinggian motor.

“Desmosedici menggunakan sistem hidrolik untuk pengatur ketinggian suspensi, dan perangkat itu terus berkembang setiap tahun,” ujar Aoki kepada Motosan.

“Pada 2025, mekanisme baru dipasang di fairing untuk mengontrol kecepatan perubahan ketinggian suspensi.”

Aoki menjelaskan bahwa sistem tersebut bertabrakan dengan gaya balap Bagnaia.

“Bagnaia ingin menggeser bagian belakang motor untuk menciptakan sedikit slip agar bisa menikung lebih tajam. Namun perangkat pengatur itu mencegahnya mencapai sudut slip yang ia inginkan,” katanya.

Ducati disebut menyadari masalah tersebut secara internal. Perubahan pada ride height GP25 mengubah keseimbangan motor dan karakter pengereman, berbeda dengan GP24 yang membawa Bagnaia hanya terpaut sepuluh poin dari gelar juara dunia ketiganya.

Situasi semakin diperparah ketika Ducati mengakui belum menemukan solusi. Pablo Nieto mengungkap bahwa Luigi Dall’Igna sempat mengatakan Ducati tidak memiliki jawaban atas kesulitan Bagnaia. Hasilnya Bagnaia mencatat enam kegagalan finis dari tujuh balapan terakhir musim.

Kini harapan Francesco Bagnaia tertuju pada Desmosedici GP26. Namun Ducati diperkirakan tidak akan terlalu banyak bereksperimen dengan perangkat ride height, mengingat sistem tersebut akan dilarang mulai musim 2027. Artinya, Bagnaia harus kembali beradaptasi cepat jika ingin menyelamatkan kariernya di Ducati.

Artikel Tag: Francesco Bagnaia, Ducati, MotoGP 2025

Berita Terkait

Berita Terpopuler Minggu Ini

Berita Terbaru