Keuangan Sehat Jadi Kunci Kemampuan Liverpool Datangkan Alexander Isak
Alexander Isak via gettyimages
Berita Liga Inggris: Pertanyaan besar yang muncul di kalangan penggemar adalah: bagaimana Liverpool bisa merekrut Alexander Isak dengan nilai transfer yang diperkirakan lebih dari Rp2,8 triliun? Bahkan sebelum kedatangan Hugo Ekitike dari Eintracht Frankfurt, isu ini sudah ramai dibicarakan.
Namun menurut pakar keuangan sepak bola Kieran Maguire, The Reds dalam kondisi finansial yang sangat solid.
Dalam dua musim terakhir, laporan keuangan klub menunjukkan Liverpool menghasilkan lebih dari Rp1,7 triliun uang tunai setiap tahunnya. Karena pembelian pemain biasanya dibayar secara bertahap, maka beban langsung tidak terlalu berat. Tambahan pemasukan dari juara Premier League 2024-25, ekspansi kapasitas Anfield, dan kesepakatan apparel baru dengan Adidas semakin memperkuat posisi kas klub.
Musim ini saja, The Reds diperkirakan akan mencatat pendapatan lebih dari Rp15 triliun. Ini belum termasuk bonus dari partisipasi dalam Liga Champions format baru yang lebih menguntungkan. Selain itu, penjualan beberapa pemain akademi seperti Trent Alexander-Arnold dan Jarell Quansah memberikan keuntungan bersih, karena tidak ada biaya pembelian awal.
Dari sisi aturan keuntungan dan keberlanjutan (PSR), Liverpool juga aman. Aturan ini hanya memperbolehkan kerugian Rp2,2 triliun selama tiga musim, dan The Reds masih jauh dari batas itu hingga akhir musim 2023-24. Tambahan elemen seperti biaya akademi, tim wanita, dan infrastruktur juga membantu memperlonggar tekanan PSR.
Dengan manajemen keuangan yang disiplin, The Reds mampu tetap agresif di bursa transfer tanpa melanggar aturan liga, termasuk untuk mendatangkan Alexander Isak. Kombinasi pendapatan tinggi dan strategi belanja cermat menjadikan mereka kekuatan dominan secara finansial maupun di lapangan.
Artikel Tag: Premier League, Liverpool, Alexander Isak