Faith Kipyegon Incar Hattrick Emas Bersejarah bagi Kenya di Paris 2024
Faith Kipyegon dari Kenya, juara lari 1.500 meter Olimpiade di Rio 2016 dan Tokyo 2020, akan mengincar medali emas ketiga yang bersejarah di Paris 2024. (Foto: Inside The Games)
Faith Kipyegon akan berusaha menjadi atlet Kenya pertama yang meraih emas dalam tiga Olimpiade berturut-turut saat ia bertanding di Olimpiade Paris 2024.
Kipyegon, yang memecahkan tiga rekor dunia musim ini dan meraih gelar juara dunia lari 1.500 dan 5.000 meter, meraih emas Olimpiade di nomor lari 1.500 meter di Olimpiade Rio 2016 dan berhasil mempertahankan gelarnya di Tokyo.
Berbicara dalam acara JKLive Show di Citizen TV pada 11 Oktober lalu, Kipyegon mengatakan bahwa dengan meraih prestasi tersebut (hattrick emas) akan menjamin namanya tercatat dalam sejarah atletik.
"Saya ingin membuat sejarah; Jika saya berhasil, saya akan meninggalkan warisan untuk generasi berikutnya," katanya.
Faith Kipyegon, yang merupakan favorit kuat untuk terpilih sebagai Atlet Terbaik Dunia untuk kategori wanita, memecahkan rekor dunia di nomor 1.500 meter, satu mil (1,6 km) dan 5.000 meter, dan menutup musimnya dengan kemenangan di final Wanda Diamond League di Eugene.
"Ini luar biasa, dimulai dengan rekor dunia dan sekarang memenangkan piala," katanya. "Ini merupakan tahun yang fantastis bagi saya dan saya sangat berterima kasih kepada Tuhan untuk itu."
Olimpiade Paris 2024 dijadwalkan berlangsung dari 26 Juli hingga 11 Agustus.
Faith Kipyegon lahir pada 10 Januari 1994, dalam sebuah keluarga yang terdiri dari delapan bersaudara.
Kipyegon mengatakan kecintaannya pada olahraga lari dimulai saat ia masih duduk di bangku sekolah dasar di daerah Nakuru.
"Perjalanan saya dimulai sejak lama di Sekolah Dasar Chebara. Saya biasa berlari ke dan dari sekolah tanpa alas kaki... ketika Anda menemukan es di sungai, Anda akan merasa kepanasan," ujarnya dalam sebuah wawancara di Citizen TV.
Faith Kipyegon mengatakan bahwa dia mendapati dirinya bisa berlari selama pertandingan sekolah yang biasanya dilakukan setelah pelajaran di malam hari di mana mereka biasa berlari sejauh dua kilometer.
Kipyegon kemudian bergabung dengan sekolah lain di mana ia menemukan seseorang yang membantunya berlatih lebih banyak dan dari situlah semuanya dimulai.
Saat di sekolah, Kipyegon mengatakan bahwa ia sangat menyukai senam, namun gairah dan minatnya pada atletik semakin besar saat ia mulai mengikuti kompetisi di sekolah. Dia tidak bisa menolak.
"Saya biasa berlari 400 meter hingga 10.000 meter dan saya hebat karena saya biasa mengalahkan siswa lain,” cerita Faith Kipyegon.
Lebih jauh lagi, Kipyego mengatakan tidak semua selalu berjalan sempurna karena ia mengalami kesulitan beradaptasi dengan perlombaan lari yang menggunakan paku di sol sepatu (track spike). Pasalnya, ia terbiasa bertelanjang kaki karena merasa lebih nyaman.
Track spikes adalah jenis alas kaki yang memiliki paku yang menonjol di sol yang digunakan oleh atlet saat berlomba di lintasan. Beberapa spike dirancang untuk latihan jangka panjang di lintasan lari.
"Saya merasa nyaman dan terbiasa berlari tanpa alas kaki. Ketika saya mulai menggunakan spike, saya memulai dengan empat paku dan kemudian meningkatkannya menjadi enam. Sekarang saya merasa nyaman dengan mereka," jelas ibu satu anak, buah hatinya dengan Timothy Kiptum, peraih medali perunggu 800 meter di Olimpiade 2012.Artikel Tag: Faith Kipyegon