Novak Djokovic Ungkap Pengaruh Masa Kecil Yang Cukup Keras

Berita Tenis: Novak Djokovic mengungkapkan masa kecil yang cukup keras di Serbia dalam wawancara baru-baru ini bersama mantan petenis berkebangsaan India, Sodev Devvarman, menjelaskan bagaimana kesulitan tersebut membentuk sikapnya.

Petenis berkebangsaan Serbia juga mendeskripsikan bagaimana situasi perang yang melanda negerinya membuat ia harus mengantri untuk mendapatkan bahan makanan pokok pada setiap pagi agar ia bisa memberi makan keluarganya.

Juara Australian Open musim 2023 melakukan wawancara bersama Devvarman tidak lama setelah ia memenangkan Grand Slam di Melbourne musim ini. Dalam satu segmen, Devvarman menggarisbawahi kontribusi luar biasa sang petenis di atas maupun di luar lapangan.

Ia menunjukkan bagaimana petenis berusia 35 tahun membantu sejumlah petenis dengan peringkat lebih rendah melalui pusat tenisnya, terutama selama puncak pandemi COVID-19, dengan mengizinkan mereka berlatih di sana.

Ditanya tentang apa yang membuatnya begitu banyak membantu orang lain, petenis berkebangsaan Serbia memamparkan bagaimana ia melalui masa yang sangat berat ketika tumbuh besar di Serbia yang saat itu di tengah-tengah peperangan.

“Saya tidak melakukan semua itu karena saya menginginkan publisitaas. Saya melakukannya karena saya merasa saya ingin membantu, saya ingin ada untuk orang-orang yang kurang beruntung. Saya datang dari Serbia pada tahun 90-an, di mana kami melalui dua perang, embargo selama enam tahun. Selama empat tahun, tidak ada atlet Serbia yang diizinkan untuk keluar dari negara kami dan berkompetisi di ajang internasional,” papar Djokovic.

“Dan saya tumbuh besar di Serbia saat itu, mengantri demi roti dan susu setiap pagi jam 5 bersama ratusan orang lain dan kakek saya, sehingga kami bisa makan roti untuk dimakan bersama 5 – 6 anggota keluarga pada hari itu. Saya tahu bagaimana rasanya hal itu. Saya pikir bahwa apresiasi untuk semua hal yang saya miliki, untuk semua yang telah diberikan kepada saya oleh hidup dan Tuhan, sangat diapresiasi dan lebih dihormati oleh saya.”

“Jadi, saya selalu memiliki kesadaran bahwa ada begitu banyak orang di seluruh penjuru dunia yang kurang beruntung dan melalui yayasan saya, melalui – kau menyebutkan pusat tenis di Serbia – apapun yang bisa saya lakukan, dengan cara apapun yang memungkinkan, saya berusaha untuk ada bagi mereka. Saya tahu saya belum cukup melakukan hal itu, saya selalu bisa melakukan lebih, tetapi saya melakukan yang terbaik.”

Petenis peringkat 1 dunia lalu berterima kasih kepada Devvarman untuk membawakan salah satu wawancara terbaik yang pernah ia hadapi.

“Salah satu wawancara terbaik, Somdev. Terima kasih banya, teman,” tutur Djokovic.

Artikel Tag: Tenis, Novak Djokovic