Michelin dikhawatirkan kurang aman

Ligaolahraga -Mungkin karena terkena apes bertubi-tubi mulai dari masalah mesin hingga ke elektronis, Aleix Espargaro belakangan semakin kritis dengan apa yang berlaku di dalam MotoGP termasuk terhadap cara Michelin merespon failure pada ban belakang Loris Baz yang hampir membuat penunggang Avintia Ducati itu celaka.

Perusahaan ban Prancis itu diminta menarik lagi penggunaan opsi ban lunak saat ban belakang motor Baz hampir pecah saat melaju di jalur utama Sepang.

Beruntung pria asal Prancis itu hanya mengalami luka gores di siku setelah berjumpalitan ketika motor sedang lari dalam 180 mil per jam.

Belum sempat lempengan karet ban itu diambil, trek sudah dibuka kembali. Hal itulah yang membuat kesal Espargaro, karena masalah failure pada ban belum ada kejelasan.

"Dibukanya kembali trek balap membuat pengendara Ecstar Suzuki itu jadi marah dan meminta Komisi Keselamatan MotoGP untuk mengambil alih situasi.

"Saya tahu persis kejadiannya karena saya melihat langsung. Saya benar-benar tidak senang cara mereka menanganinya, bahkan saya berpikir Loris tak menyadari betapa beruntung dia bisa selamat dari kecelakaan seperti itu. Ia tidak menyadari itu. Itu yang perlu kita pahami," tutur Espargaro.

"Ini adalah balapan dan kecelakaan adalah hal biasa terjadi. Yang saya tidak suka, belum ada kejelasan tentang sebab musababnya, trek dibuka lagi. Apa saja bisa terjadi, ban meledak, mesin meledak. Harusnya sebelum pebalap turun ke gelanggang untuk berpacu kembali, Komisi Keselamatan harus lebih banyak berperan."

"Michelin masuk ke garasi saya dan tinggal bilang no problem. Anda bisa bermain di luar, biar kami yang mengerjakannya di sini. Saya akan bilang ke Michelin, saya tak setuju. Bagi saya, cara kerja mereka sungguh buruk."

Ia mengaku sangat marah ketika lampu hijau dinyalakan kembali. Tapi kemudian lampu merah menyala lagi.

"Ke kami disampaikan agar menggunakan ban keras dan tekanan angin ditambah. Baru kami sadar itu karena ban lunak terlalu panas dan bisa meledak. Akhirnya kami jadi lebih hati-hati."

Sehari sebelumnya, di hari pertama, Espargaro sempat mengalami gagal mesin, terpaksa menggunakan versi 2015 karena spec mesin terbaru belum tersedia.

"Benar-benar mimpi buruk. Semua masalah ada di sini, mulai dari elektronis hingga mesin. Hanya saya satu-satunya pebalap yang tak memakai ban lunak. Saya siap saja dengan ban keras meski laju jadi kurang. Masih ada waktu kok, kenapa buru-buru?" terang pebalap 26 tahun itu.

Boro-boro menyelesaikan sisa tiga tikungan, mesin motor Espargaro justru pecah. "Kalau begini saya lebih baik pergi tidur saja."

Artikel Tag: Aleix Espargaro, motogp, michelin, avintia ducati