2 Pembalap yang berkibar di arena musim lalu...

Ligaolahraga - Maverick Vinales dan Dani Pedrosa adalah dua pembalap yang namanya paling berkibar pada MotoGP tahun lalu karena prestasi yang semakin melejit & kemampuan yang cepat beradaptasi dengan arena balap.

Salah satu kepala mekanik Tim Suzuki Ecstar, Jose Manuel Cazeaux, memuji habis performa Maverick Vinales di MotoGP 2015. Rider asal Spanyol yang baru saja dinobatkan menjadi Rookie of the Year di premier class tahun lalu itu memang dianggap sangat cepat beradaptasi.

Seperti dilansir dari Speedweek,Rabu (13/1/2016),Cazeaux juga memuji Vinales yang dinilai mampu bekerja profesional meski masih berusia 20 tahun.

Cazeaux menyatakan Vinales merasa senang dan nyaman mengingat ia berstatus pembalap pabrikan pada debutnya di MotoGP dan mendapatkan dukungan sepenuhnya dari Suzuki. Cazeaux juga menyatakan jawara Moto3 2013 itu begitu serius saat bekerja di sirkuit maupun menjalani latihan di luar pekan balap.

“Dengan usianya yang masih sangat muda, etos kerja dan profesionalisme Mack (Vinales) sangatlah luar biasa. Ia juga mau mendengar nasihat kami dengan baik. Mack begitu detail dan selalu mencoba lebih baik,” buka Cazeaux seperti dikutip Okezone.

“Ia paham sistem kerja MotoGP. Sejak awal, Mack tahu talenta saja tak cukup untuk memenangkan balapan. Kerja keras dan keseriusan juga dibutuhkan, baik di dalam maupun luar lintasan,” lanjut pria asal Argentina tersebut.

Cazeaux pun berharap Vinales akan tampil lebih baik lagi seiring pengembangan motor GSX-RR yang dilakukan Suzuki. Menurutnya, masa depan pabrikan Jepang itu ada di tangan sang rider muda, yang sejak awal memang diprospek untuk proyek jangka panjang.

“Mack paham level persaingan di MotoGP begitu tinggi. Sangat jelas bahwa ia punya potensi menjadi rider hebat di masa datang dan membawa perbedaan di MotoGP. Yang terpenting sekarang adalah ia harus siap saat motor Suzuki menyediakan performa terbaik yang pantas ia dapatkan,” tandasnya.

Incaran Yamaha

Yamaha membuka peluang untuk mengangkut Maverick Vinales di MotoGP 2017. Saat ini Vinales adalah salah satu pebalap paling menjanjikan di Suzuki yang menggoda minat bos Yamaha, Lin Jarvis. Bukan cuma Vinales yang diharapan bergabung, tetapi juga Alex Rins, yang saat ini masih berkompetisi di Moto2.

Musim lalu,  Yamaha menobatkan diri sebagai manufaktur terbaik. Pebalap tim Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi berhasil menguasai kompetisi. Hanya ada Marc Marquez, lalu Dani Pedrosa dari Repsol Honda yang mendekati mereka. Posisi berikutnya malah jadi milik Ducati.

Musim 2016 ini, Yamaha tampaknya akan terus memantau siapa saja pebalap kompetitif di pihak mereka dan pihak lawan, untuk menyusun tim di MotoGP 2017. Kebetulan, kebanyakan pebalap akan mengakhiri kontrak dengan tim mereka pada akhir musim 2016.

Bidikan pertama  Yamaha, diakui Lin Jarvis adalah Mavercik Vinales dari Suzuki. Dikutip dari Speedweek, Jarvis menyebut, “Maverick Vinales memiliki pengalaman MotoGP.Saya tidak tahu rincian kontraknya bersama Suzuki, tetapi saya perkirakan durasinya dua tahun, dengan opsi perpanjangan semusim untuk 2017. Jadi, wajar jika Vinales menarik perhatian Yamaha dan tim pabrikan lain di MotoGP.”

Bukan cuma Maverick Vinales yang dipantau Yamaha, tetapi juga pebalap Moto2, Alex Rins. Pebalap berusia 20 tahun tersebut kini masih bergabung di Paginas Amarillas HP 40. Musim lalu Rins mampu duduk di peringkat kedua Moto2 meski baru menjalani musim debut. Penampilannya dari Moto3 juga sangat konsisten.

Menurut Lin Jarvis, pihaknya terus memantau Rins untuk musim MotoGP 2017, yang bakal menjadi musim debut sang pebalap Spanyol di MotoGP. Pada sisi lain Jarvis memuji langkah Rins untuk bergelut lebih lama di Moto2.

Ungkapnya seperti ditulis Okezone, “Saya pikir Alex Rins membuat keputusan yang tepat untuk tetap di Moto2 di tahun yang kedua.”

Bangga & takjub

Pembalap Tim Repsol Honda, Dani Pedrosa, takjub dengan pencapaian di MotoGP 2015. The Little Spaniard, julukan Pedrosa, tak menyangka dapat tampil kompetitif meski di awal musim sempat mengalami cedera arm pump.

Cedera arm pump atau mati rasa di bagian lengan merupakan masalah yang lazim dialami pembalap MotoGP. Akibat cedera tersebut, Pedrosa harus absen di seri kedua, ketiga dan keempat MotoGP 2015 demi mengembalikan kondisinya.

Sempat mengalami pasang surut kualitas, performa rider berusia 30 tahun itu berhasil naik podium di empat dari lima seri terakhir. Hasilnya? Pedrosa sanggup finis di posisi empat klasemen akhir, menggeser rider Tim Ducati, Andrea Iannone, yang cukup lama menempati tangga tersebut.

“Ketika saya memutuskan mengambil risiko untuk operasi, saya menemukan dokter dan waktu yang cepat. Hal itu merupakan titik balik saya pada musim 2015,” jelas Pedrosa seperti mengutip dari Autosport, Rabu (13/1/2016).

“Energi dan usaha yang saya tampilkan saat itu membuat saya takjub. Saya memiliki tim yang bekerja baik di belakang saya dan membawa saya finis di posisi empat,” urai juara dunia dua kali kelas 250 cc itu.

Pedrosa,menurut Metropolitan Sport, melewatkan tiga GP, dan berjuang sebelum mengakhiri musim dengan dua kemenangan. Di akhir musim ia finis diperingkat empat dengan raihan 206 poin.

“Ketika saya memutuskan untuk mengambil resiko operasi, dan menemukan dokter yang tepat, dan menemukan waktu yang tepat, maka itu adalah titik balik untuk mengatasi situasi ini,” kata Pedrosa seperti dikutip dari Eurosport, Selasa 12 Januari 2016.

Menurut pembalap berusia 30 tahun ini, kembali ke balapan usai menjalani operasi merupakan pengalaman yang tidak mudah. Ia harus berjuang dengan kebugaran dan penyesuaian dengan kendaraan.

Artikel Tag: Maverick Vinales, dani pedrosa, motogp