Rahasia Jose ''The Special One'' Mourinho Menjadikan Tim Biasa Menjadi Luar Biasa

Sosok satu ini memang dapat dikatakan sensasional juga fenomenal. Ketika dia berada di Inter Milan sebagai pelatih, Jose Mourinho berhasil mengantarkan I Nerazurri menjadi Capolista dan merebut gelar lainnya. Saat dia sebagai tukang ramu tim di Real Madrid, Mou atau panggilan Jose Mourinho juga pernah mengantarkan El Real menjadi jawara Liga BBVA. Dan ketika dia berada di Chelsea, The Blues juga berhasil sabet gelar juara Liga Premier Inggris musim 2014-2015. Apa rahasianya?

Mou mengatakan bahwa setiap tim yang dia tangani dan berhasil menyabet gelar juga mengangkat tropi juara memiliki karakter dan penanganan yang berbeda-beda. Contohnya saja, Inter Milan yang pernah dia besut pada tahun 2010 tersebut dan berhasil mendapatkan gelar treble winner, mungkin tidak akan terlalu hebat ketika tim itu harus bermain di kerasnya English Premier League (EPL), atau juga tim-tim lainnya.

Ketika dia berada di kubu Los Blancos dan berhasil mengatarkan tim itu menjadi juara La Liga Spanyol, pria dengan julukan The Special One tersebut menjelaskan bahwa di lini depan memang cukup bagus dan sangat efektif untuk mengoyak dan menghancurkan pertahanan lawan, namun El Real memiliki eklemahan di lini belakang atau pertahanan.

Saat dia berada di Inggris untuk membesut Chelsea, Mourinho juga menggunakan strategi dan teknik berbeda, karena untuk melatih sebuah tim di Inggris dan di Spanyol, diperlukan sebuah pemahaman dan pengetahuan yang cukup luas. Selain itu, gaya bermain dan pola serta alur serangan pemain dari setiap negara juga pastinya berbeda-beda. Oleh karenannya, saat dia melatih 3 tim dari 3 negara berbeda dan berhasil mempersembahkan kesuksesan, Mou menggunakan strategi, teknik dan pendekatan yang berbeda pula.

“Setiap kali saya berpindah dari satu negara ke negara lain,s aya harus kembali mengatur ulang pikiran saya dan memulai segalanya dari awal. Anda harus mengerti karakter, kultur, alur, pola dan segala hal dari sepakbola di negara atau liga tersebut, sebelum Anda dapat menerapkan apa yang pantas digunakan untuk meramu sebuah tim. Contohnya saja, Inter Milan sangat luar biasa di kompetisi lokal dan juga di Eropa pada saat itu, tapi mereka mengalami kesulitan ketika harus berlaga dan melawan tim-tim dari Inggris,” ujar Mou.

“Begitu pula dengan Real Madrid yang pernah saya tangani. Di tim tersebut, memang bagus di lini depan, tapi rapuh di lini pertahanannya dan tidak bisa bertahan dari tendangan sudut. Apabila di Liga Premier Inggris, tim yang Anda tangani tidak dapat bertahan dengan serangan dari sudut, maka Anda pasti akan kalah, walaupun hanya melawan tim kasta kedua,” ulasnya panjang lebar.