Matthijs de Ligt Ungkap Bagaimana Max Allegri Pengaruhi Performa Buruknya

Berita Liga Italia: Bek tengah Bayern Munich, Matthijs de Ligt, berbicara tentang bagaimana mantan pelatihnya di Juventus, Massimiliano Allegri, bertanggung jawab atas penurunan performanya.

Sang pemain berusia 23 tahun menyeberang ke Jerman setelah Bayern Munich menebusnya seharga 67 juta euro pada bulan Juli lalu. De Ligt meninggalkan Juventus setelah mengabdi selama tiga tahun.

Pada setiap tahunnya, defender timnas Belanda itu dilatih oleh pelatih yang berbeda. Pertama oleh Maurizio Sarri, kemudian Andrea Pirlo, dan yang terakhir adalah oleh Massimiliano Allegri.

Matthijs de Ligt digaet oleh Si Nyonya Tua pada musim panas 2019 dengan predikat sebagai pemain muda terbaik dan digadang-gadang akan menjadi defender terbaik dunia. Namun eks kapten Ajax tersebut terbilang gagal, namun itu bukan sepenuhnya kesalahannya.

Berbicara kepada De Telegraaf, De Ligt berbicara bagaimana Allegri memberikan pengaruh atas performa buruknya di Juve pada musim lalu.

"Saya tidak akan pernah melupakan bagaimana rekan-rekan setim saya membantu perkembangan saya sebagai seorang pesepak bola dan juga pribadi, dan untuk membumi di klub," kata De Ligt, dilansir dari Football-Italia.

"Musim lalu, untuk pertama kalinya dalam karier, saya memiliki dua pelatih, Louis van Gaal dan Massimiliano Allegri, yang tidak menempatkan saya di starting line-up dan tidak merasakan kepercayaan diri. Sebelumnya, saya selalu memiliki para pelatih yang mengagumi saya dan kemudian itu lebih mudah untuk tampil bagus."

Pada sepanjang musim lalu, De Ligt bermain 42 kali di Juve dengan mencetak tiga gol. Secara keseluruhan, dia telah bermain 117 kali semenjak dibeli seharga 86 juta euro dari Ajax pada musim panas 2019.

Artikel Tag: Matthijs de Ligt, Juventus, Massimiliano Allegri, Bayern Munich