Alasan Persebaya Tidak Mau Main Di Surabaya
Ligaolahraga.com - Persebaya United memiliki berbagai alasan mengapa tidak mau bermain di kampung halaman selama babak 8 besar Piala Presiden 2105. Selain penolakan keras dari Bonek 1927, mereka juga harus mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk membayar biaya operasional pertandingan.
Untuk menyewa Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) saja, Persebaya United harus menggelontorkan biaya sebesar 35 juta rupiah. Itu belum termasuk biaya listrik dan air. Belum lagi jika mereka harus bermain di malam hari, maka biaya operasional akan semakin besar.
Selain itu ada sejumlah pajak yang harus dibayarkan. Mulai dari pajak tiket hingga papan iklan di tepi lapangan. Untuk biaya keamanan juga tidak kalah besar. Jika dikalkulasi, pengeluaran Persebaya United tidak sebanding dengan uang partisipasi di fase grup, dan transportasi dari pihak Mahaka Sports.
Menurut informasi, pengeluaran Persebaya United tidak terlalu besar jika bermain di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali. Selain itu Bajul Ijo juga mendapat keuntungan lain, yakni bos Gede Widiade yang memiliki hotek pribadi di Bali. Jadi, Persebaya United mendapat keringanan dari segi akomodasi.
Meskipun santer dikabarkan akan memindahkan markas mereka di Bali, Gede Widiade masih belum memberikan keterangan pers resmi terkait rencana itu.
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/bola/alasan-persebaya-tidak-mau-main-di-surabaya
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar disini