Tim Ganda Campuran Indonesia Makin Eksis
Ligaolahraga.com - Tim ganda campuran Indonesia makin mengokohkan eksistensinya dalam panggung bulu tangkis dunia, dengan menempatkan empat pasangan pada top 15 rangking dunia. Pasangan andalan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir masih menjadi yang terbaik dengan menduduki rangking dua dunia. Disusul dengan Praveen Jordan/Debby Susanto (9), Riky Widianto/Richi Puspita Dili (11) dan Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja (12).
Bicara soal tim ganda campuran memang tak lepas dari nama Richard Mainaky, orang dibalik sukses Tontowi/Liliyana cs. Dengan sentuhan tangan dingin kakak kandung Rexy Mainaky ini, pemain-pemain ganda campuran Indonesia menjadi salah satu yang paling ditakuti di dunia.
Hanya ada dua negara yang mampu menempatkan empat wakil di top 15. Selain Indonesia, negara raksasa bulu tangkis, Tiongkok, juga menyamai pencapaian ini.
Ketika ditanya soal resepnya meramu ganda campuran top dunia, Richard menekankan pentingnya melakukan pembinaan sejak dini, bahkan menyeleksi pemain yang akan diproyeksikan menjadi bintang bulutangkis handal.
“Resepnya ya dukungan dari PBSI untuk program saya dan dalam merekrut atlet-atlet yang tepat ke pelatnas, yaitu atlet yang punya potensi dan prospek bagus kedepannya. Hal ini jelas sesuai dengan harapan para pelatih,” ungkap Richard seperti yang dilansir Badmintonindonesia.
“Karena program PBSI jelas dan sangat mendukung program pelatih, termasuk dalam pengiriman atlet ke turnamen. Baru periode kepengurusan sekarang saya bisa meloloskan empat pasangan dalam 15 besar rangking dunia. Ini menandakan bahwa ada perubahan yang baik di kepengurusan ini, yang mana pembinaan untuk regenerasi penerus berjalan dengan baik,” imbuhnya.
“Maksimal lima pasang di top 20 itu sudah sangat luar biasa. Semoga program pembinaan bisa berjalan konsisten hingga olimpiade 2020 yang bakal diikuti pemain-pemain muda kita,” tutur Richard mengemukakan ambisinya.
Prestasi tim ganda campuran memang kerap kali menjadi kebanggaan tim Merah-Putih, disamping raihan yang kini juga dicatat Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ganda putra) dan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari (ganda putri).
Namun jauh sebelum Hendra/Ahsan dan Greysia/Nitya terbentuk, Tontowi/Liliyana sudah menjadi tumpuan dalam meraih gelar, termasuk di Olimpiade London 2012.
Tontowi/Liliyana sudah mengukir prestasi manis dengan meraih gelar Juara Dunia 2013 dan catatan spektakuler gelar hattrick di turnamen bergengsi All England Super Series Premier tahun 2012, 2013 dan 2014. Sepanjang sejarah perbulutangkisan dunia, baru Tontowi/Liliyana dan Park Joo Bong, legenda hidup bulutangkis Korea yang mencatat prestasi tiga gelar All England.
Bahkan sebelum Tontowi dipasangkan dengan Liliyana, Richard juga sudah punya andalan yang akhirnya mempersembahkan medali perak Olimpiade Beijing 2008 yaitu Liliyana yang berpasangan dengan Nova Widianto. Kini, penampilan para pelapis Tontowi/Liliyana pun tak dapat dipandang sebelah mata.
Praveen/Debby menyumbangkan medali emas SEA Games Singapura 2015 serta medali perunggu Asian Games Incheon 2014. Sedangkan Riky/Richi meraih medali perunggu di SEA Games Singapura 2015, dan Edi/Gloria mengantongi dua gelar dari Macau Open Grand Prix Gold 2014 dan Austria International Challenge 2015.
Cikal bakal pemain ganda campuran Indonsia memang sudah terlihat dari level junior. Indonesia pernah menguasai gelar juara BWF World Junior Championships selama dua tahun berturut-turut lewat kemenangan Alfian Eko Prasetya/Gloria Emanuelle Widjaja pada tahun 2011, disusul Edi Subaktiar/Melati Daeva Oktavianti di tahun 2012.
Pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Masita Mahmudin nyaris membuat catatan ini menjadi tiga tahun berturut-turut saat memasuki final BWF World Junior Championships 2013 yang kala itu berlangsung di Bangkok, Thailand. Sayang, keduanya dikalahkan wakil Tiongkok.
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/badminton/tim-ganda-campuran-indonesia-makin-eksis
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar disini