Oleksandr Usyk Bidik Deontay Wilder Sebagai Lawan Berikutnya di Kelas Berat
Oleksandr Usyk (kanan) dan Deontay Wilder. (Foto: Fight TV)
Juara dunia kelas berat unifikasi, Oleksandr Usyk, resmi mengisyaratkan siapa target berikutnya di ring tinju: Deontay Wilder.
Petinju asal Ukraina itu menyebut Wilder sebagai “opsi pertama” untuk laga selanjutnya, sebuah keputusan yang memicu perhatian besar di dunia tinju internasional.
Oleksandr Usyk (24-0, 15 KO) mencetak sejarah pada Juli lalu setelah menghentikan Daniel Dubois di Wembley Stadium dan menjadi juara tak terbantahkan kelas berat untuk kedua kalinya.
Namun, tidak lama setelah itu, ia melepas sabuk WBO miliknya, membuka jalan bagi Fabio Wardley untuk menjadi juara penuh.
Berbicara kepada Boxing King Media, Usyk terang-terangan menyatakan minatnya: “Saya sudah bicara dengan tim saya dan mengatakan bahwa dia (Wilder) adalah pilihan pertama. Saya ingin bertarung dengan Deontay Wilder. Saya rasa itu menarik.”
Alasan Oleksandr Usyk memilih Wilder bukan semata-mata soal nama besar, tetapi juga karena reputasi Wilder sebagai salah satu pemukul paling mematikan dalam satu dekade terakhir.
“Dia mantan juara dunia, sosok yang sangat terkenal dan kuat, salah satu petinju kelas berat terbaik dalam 10 tahun terakhir,” lanjutnya.
Deontay Wilder (44-4-1, 43 KO), yang pernah menjadi juara WBC kelas berat, memang mengalami masa sulit setelah triloginya dengan Tyson Fury.
Ia mencatat dua kekalahan beruntun dari Joseph Parker dan Zhilei Zhang sebelum akhirnya kembali menang dalam duel comeback melawan Tyrrell Anthony Herndon.
Kemenangan tersebut datang pada 28 Juni 2025 di Wichita, Kansas, lewat kemenangan TKO ronde ketujuh.
Deontay Wilder, yang kini berusia 39 tahun, mengakui perjalanan panjang untuk bangkit: “Saya butuh waktu lama untuk memperbaiki diri secara mental, fisik, dan emosional. Senang rasanya bisa kembali.”
Meski menang, penampilan Wilder belum sepenuhnya meyakinkan.
Herndon lebih banyak bertahan dan menghindari duel terbuka, namun Wilder perlahan meningkatkan agresivitasnya dan akhirnya memaksakan penghentian pertandingan.
Dengan persentase KO hampir 98%, Wilder tetap dianggap ancaman serius bagi siapa pun di ring.
Jika duel Usyk vs. Wilder benar-benar terwujud, laga ini akan mempertemukan dua gaya bertarung kontras: kecerdasan teknis dan mobilitas Usyk melawan kekuatan knockout legendaris Wilder.
Meskipun Wilder berada di ujung karier dan performanya menurun, pertarungan ini tetap menawarkan nilai historis dan daya tarik besar.
Bagi Oleksandr Usyk, pertarungan ini bukan hanya soal mempertahankan status sebagai salah satu petinju terbaik era modern — tetapi juga menambah bab penting dalam kariernya.
Sementara bagi Deontay Wilder, ini mungkin menjadi kesempatan terakhir membuktikan bahwa ia masih relevan di level elite kelas berat.
Dunia tinju kini menunggu satu hal: konfirmasi resmi. Namun satu hal pasti — duel ini berpotensi menjadi salah satu pertarungan paling menarik di tahun 2026.
Artikel Tag: oleksandr usyk, Deontay Wilder