Sam Noakes Jujur Soal Momen Hampir Tumbang Lawan Abdullah Mason
Sam Noakes (kanan) dan Abdullah Mason. (Foto: Fight TV)
Sam Noakes memberikan penilaian yang jujur, apa adanya, sekaligus nyeleneh tentang momen paling krusial dalam kariernya sejauh ini: kekalahan profesional pertamanya dari Abdullah Mason di Riyadh, Arab Saudi.
Dalam laga perebutan gelar WBO kelas ringan yang berakhir dengan kemenangan angka mutlak bagi Mason, Noakes nyaris menyerah pada godaan untuk menjatuhkan diri ke kanvas di ronde terakhir.
Sekitar 30 detik menjelang akhir ronde ke-10, Mason meningkatkan tekanannya demi mencari knockout. Namun di tengah gempuran itu, Noakes justru tenggelam dalam dialog batinnya sendiri.
“Saya ingat betul,” ujar Noakes kepada The Ring. “Dia memukul badan saya, jadi saya turunkan tangan karena tak mau kena lagi. Tapi kemudian dia mendaratkan hook kiri ke kepala saya. Saya langsung berpikir, ‘Wah, ini sakit.’”
Saat itu, Sam Noakes bahkan sempat menatap kanvas dan mempertimbangkan untuk duduk sejenak.
“Saya lihat ke bawah dan berpikir, ‘Kelihatannya empuk juga, mungkin saya duduk sebentar.’ Lucu saja apa yang bisa terlintas di kepala saat bertarung,” katanya sambil tertawa.
Meski semuanya terasa seperti gerakan lambat, ia akhirnya memutuskan untuk tetap berdiri—keputusan yang kini ia syukuri.
Kejujuran Noakes (17-1, 15 KO) menjadi ciri khas yang membuatnya dicintai penggemar Inggris, dan penampilannya yang berani melawan Mason juga memberinya banyak penggemar baru di Amerika Serikat.
Meski rasa sakit fisik telah berlalu, perasaan tidak nyaman akibat kekalahan pertama masih membekas.
Beberapa hari setelah laga, Sam Noakes mengaku enggan memikirkan masa depan. Ia bahkan sempat bercanda ingin bekerja di kedai kopi saja.
Namun kini, setelah emosi mereda, pandangannya mulai tertuju ke 2026.
“Sebelum kalah, saya selalu merasa kalau itu akan seperti kiamat,” ujarnya. “Dan saat berjalan ke ruang ganti, rasanya benar-benar berat. Seperti ada suasana duka. Tapi ini tinju, saya tahu risikonya. Hadiahnya besar, dan kami mencobanya sekuat tenaga.”
Kekalahan ini juga menjadi pengalaman pertama bagi keluarganya menyaksikan Noakes tumbang di level profesional. Dengan wajah lebam dan luka di ronde ketiga, ia paham kekhawatiran keluarganya.
“Ayah saya agak terharu melihat kondisi saya setelah keluar dari rumah sakit. Tapi tak lama kemudian, mereka malah menertawakan wajah bengkak saya dan memanggil saya jelek,” katanya sambil tertawa.
Meski laju knockout-nya melambat seiring naiknya level lawan, nilai jual Noakes justru meningkat meski kalah. “Kalah memang tak enak,” ujarnya. “Tapi saya merasa lebih berpengalaman dan lapar untuk bangkit. Saya ingin kembali naik, dan sebelum karier saya selesai, saya masih ingin menjadi juara dunia.”
Bagi Sam Noakes, kekalahan ini justru membangkitkan kembali sisi petarung dalam dirinya.
“Saat naik level, saya sempat lupa rasanya benar-benar diuji. Sekarang saya tahu, ketika keadaan sulit, saya masih ada di sana—siap bertarung.”
Artikel Tag: Sam Noakes