Raphinha Akui Dirinya Sempat Ingin Tinggalkan Barcelona
Raphinha. (Foto: Alex Caparros/Getty Images)
Berita Sepak Bola: Raphinha mengakui bahwa ia sempat berpikir untuk meninggalkan Barcelona di tengah masa-masa yang sulit sebelum ia dihubungkan dengan Manchester United dan Al-Nassr.
Kebangkitan Raphinha sangat signifikan di bawah arahan Hansi Flick di mana pemain asal Brasil itu akhirnya menunjukkan performa yang meyakinkan di Barcelona. Dia tampil sensasional saat melawan Real Valladolid saat dia memimpin serangan dengan tiga gol dan dua assist untuk menginspirasi Barcelona meraih kemenangan 7-0 di La Liga.
Namun, perjalanan sang pemain di Spanyol bukannya tanpa kesulitan. Ia sering kesulitan menemukan ritme permainannya di lini serang dan banyak pertanyaan mengenai masa depannya. Sang pemain sayap mengakui dalam sebuah wawancara terbuka dengan RAC1 bahwa ada satu masa ketika ia mempertimbangkan untuk meninggalkan klub.
“Apakah saya mempertimbangkan untuk pergi? Ya,” ujarnya.
“Enam bulan pertama terasa sulit bagi saya dan keluarga saya. Setelah Piala Dunia, saya berkembang dan berhasil menyelesaikan musim dengan baik, tetapi pada awalnya, itu sangat menantang."
“Adaptasi saya dengan klub sangat sulit. Saya tahu itu adalah sesuatu yang harus terjadi, tetapi tidak terlalu sulit secara personal. Hal ini membuat saya sedikit bingung, saya terkadang berpikir untuk pergi. Bukan di akhir musim, tetapi di paruh pertama musim. Barca adalah klub yang besar dan wajar jika itu sulit. Saya tidak terbiasa dengan hal itu, tetapi itu terjadi dengan cepat.”
Sebagai salah satu aset paling berharga Barcelona, Raphinha sering menjadi subjek spekulasi transfer, terutama terkait potensi kepindahannya ke Premier League atau tawaran menggiurkan dari klub Arab Saudi seperti Al-Nassr. Namun, pemain asal Brasil itu telah mengungkapkan rasa frustrasinya dengan rumor yang terus menerus beredar dan sekali lagi menegaskan komitmennya kepada La Blaugrana.
“Sangat menjengkelkan melihat rumor, tapi itu normal,” katanya.
“Saya tidak aktif di media sosial, tetapi istri dan teman-teman saya melihatnya. Setiap hari ada berita yang berbeda, apakah saya akan pergi ke sini atau ke sana, dan itu akhirnya mengganggu Anda."
"Enam bulan pertama sangat sulit. Saya belajar bahwa di setiap jendela transfer, nama saya akan selalu ada di sana. Pikiran saya selalu berada di sini. Setiap musim saya berpikir untuk melakukan lebih dari musim sebelumnya dan menunjukkan bahwa saya mampu berada di sini selama bertahun-tahun.”