Kanal

Ragam Tinju: Mengenang 50 Tahun Pertarungan 'Sempurna' Muhammad Ali Kontra Cleveland Williams

Penulis: Hanif Rusli
14 Nov 2016, 23:30 WIB

Ali menjadikan Williams bak sansak hidup

Ligaolahraga – Ragam Tinju: Pada 14 November 1966, Muhammad Ali bertarung ‘sempurna’ – begitu kata The Ring – kala menghadapi Cleveland Williams. Elegan sekaligus sadis. Sebuah masterpiece atau mahakarya terbaik ‘The Greatest’ pada puncak kejayaannya, kata penggemar fanatik Ali.

Duel versus Williams ini merupakan yang pertama bagi Ali di bawah manajemen Herbert Muhammad. Ali pun kembali lagi tampil di AS setelah empat pertarungan terdahulu digelar di Kanada (versus George Chuvalo), Inggris (Henry Cooper dan Brian London), dan Jerman (Karl Mildenberger).

Yang dihadapi adalah Williams yang dijuluki ‘Big Cat’ atau ‘Kucing Besar’ karena postur tubuhnya yang besar. Dia boleh dibilang merupakan sebuah keajaiban. Dua tahun sebelumnya, perut petinju 33 tahun itu kena tembak peluru magnum .357 dari pistol revolver seorang polisi dan selamat lewat operasi darurat.

Pasca operasi, Williams kembali mencapai puncak kebugarannya. Banyak orang di Texas, kampung halamannya, percaya pukulan keras Williams akan membungkam Ali, sang juara bertahan, yang masih belum dimaafkan karena menolak bergabung dengan angkatan bersenjata AS.

Ali sendiri tak ragu dengan hasil akhirnya. Dengan pongahnya, Ali yang kala itu berusia 24 tahun dan tidak terkalahkan dalam 26 pertarungan, berkata, “Saya sudah mengalahkan ‘The Bear’ (Sonny Liston), ‘The Hare’ (Floyd Patterson), dan sekarang saya akan mengalahkan ‘Pussycat’.”

Pertarungannya diadakan di Houston Astrodome, sebuah arena olahraga nan luas, dan disaksikan oleh 35.460 penonton – jumlah terbanyak saat itu untuk ukuran arena indoor. Disiarkan – baik secara langsung maupun tunda – ke 47 negara dan televisi closed circuit di 125 lokasi di seantero AS.

Ali sengaja bertarung dengan bobot badan yang berat, 212 pound, terberat sejak duel melawan Chuvalo, agar bisa memukul dengan keras. Itu terbukti dalam duel itu. Ali bertarung dengan kepercayaan diri tinggi, meski yang dihadapinya adalah salah satu petinju dengan pukulan terkeras di generasinya.

“Dia bisa memukul dengan sangat baik,” kata Ali soal Williams usai pertarungan. “Tapi dia tak punya sasaran yang bisa dipukul.”

Sejak bel pertama, Ali menari dan mengitari Williams sembari melontarkan jab-jab yang disebutnya ‘sneaky, snaky’. Sesekali, Ali berhenti, berdiri tepat di depan Williams, dan menghujaninya dengan pukulan. Williams berusaha membalas, namun Ali menghindarinya dengan kembali menari, sembari balas memukul.

Di ronde kedua, Ali membuat Willams mencium kanvas sebanyak tiga kali, tapi bel masih menyelamatkannya. Di awal ronde ketiga, Williams meludahkan darah saat Ali kembali menghujaninya dengan pukulan. Tak ayal pendukung Williams sampai berteriak agar pertarungan itu dihentikan.

Namun Williams sepertinya belum mau menyerah dan berupaya menyerang balik. Alih-alih, sebuah hook kiri yang keras kembali membuatnya terkapar. Saat susah-payah berdiri, darah mengucur dari mulutnya. Dia kembali diberondong pukulan, dan satu pukulan bahkan membuat badannya berputar dan memunggungi Ali.

Wasit Harr Kessler akhirnya menghentikan pertarungan saat ronde tiga tersisa satu menit dan delapan detik. Ali sendiri puas dengan penampilannya, meski mengaku amat lelah akibat bobotnya yang berat. Ali dibayar $405.000 untuk bertarung hanya sekitar tujuh menit.

Menurut analisa Compubox, Ali mampu mendaratkan 62% pukulannya (46 dari 74 pukulan), sementara Williams hanya mendaratkan 10 pukulan. Tidak heran, usai menjadi sansak hidup Ali dalam pertarungan ini, Williams langsung memilih untuk gantung sarung tinju.

Artikel Tag: Muhammad Ali, Cleveland Williams, Tinju

Berita Terkait

Berita Terpopuler Minggu Ini

Berita Terbaru