Kanal

Cherneka Johnson “Mandi Darah”, Pertahankan Gelar Juara Sejati Kelas Bantam

Penulis: Hanif Rusli
20 Des 2025, 20:41 WIB

Cherneka Johnson (kanan) dan Amanda Galle bertarung keras dan brutal sepanjang 10 ronde. (Foto: Fight TV)

Bintang tinju Australia, Cherneka Johnson, kembali membuktikan mental juaranya setelah melewati pertarungan keras penuh darah.

Johnson menang angka mutlak atas penantang asal Kanada, Amanda Galle, dalam laga 10 ronde yang menjadi partai utama kartu pendahuluan (prelims) duel Jake Paul vs Anthony Joshua, Jumat (19/12) waktu setempat.

Ketiga juri memberikan kemenangan kepada Johnson dengan skor 99-91, 98-92, dan 97-93, untuk mempertahankan status juara dunia sejati kelas bantam.

Sejak bel pembuka, laga berjalan brutal. Kedua petinju langsung bertukar pukulan di jarak dekat.

Johnson mengalami robekan di atas mata kirinya pada ronde pertama, disusul Galle yang juga berdarah pada ronde kedua.

Intensitas duel memaksa wasit memanggil dokter pada ronde ketiga untuk memeriksa luka di atas mata Galle, namun sang penantang dinyatakan masih layak melanjutkan pertarungan.

Johnson tampil agresif namun terkontrol di ronde-ronde tengah, mendaratkan pukulan yang lebih bersih meski terus diingatkan oleh sudut ring agar tidak terlalu condong ke depan dan membuka peluang counter.

Sementara itu, Galle terus menekan tanpa henti, terutama di ronde-ronde juara, menunjukkan daya tahan dan keberanian tinggi meski tertinggal di kartu nilai.

“Saya tetap yakin menang di setiap ronde,” kata Cherneka Johnson seusai laga. “Memang tidak selesai secepat yang kami rencanakan, tapi pekerjaan tetap tuntas.”

Johnson juga menyinggung kerasnya pertarungan tersebut.

“Saya yang berdarah lebih dulu, lalu saya lihat dia juga berdarah dan darah ada di mana-mana. Saya pikir, ‘ini dia, bloodbath lagi.’ Saya sudah pernah ada di situ, dan jujur saja, saya menyukainya.”

Pertarungan ini menjadi pertahanan gelar pertama Cherneka Johnson sejak ia mencatat sejarah awal tahun ini sebagai juara dunia sejati pertama Australia di era empat sabuk, usai mengalahkan Shurretta Metcalf di New York.

Dengan kemenangan ini, rekor profesional petinju berusia 30 tahun—kelahiran Selandia Baru—menjadi 19 menang dan 2 kalah, sekaligus mengukuhkan posisinya sebagai salah satu petinju wanita terbaik dunia saat ini.

Bagi Galle, kekalahan ini menjadi yang pertama dalam karier profesionalnya. Rekornya kini menjadi 12-1 (1 KO), namun performa penuh perlawanan dalam laga berdarah ini tetap meningkatkan reputasinya di panggung dunia.

Cherneka Johnson sekali lagi menunjukkan bahwa untuk merebut gelarnya, seorang penantang harus siap bukan hanya soal teknik—tetapi juga soal ketahanan mental dan fisik dalam perang sesungguhnya di atas ring.

Artikel Tag: Cherneka Johnson

Berita Terkait

Berita Terpopuler Minggu Ini

Berita Terbaru