Kanal

Ragam Liga Italia: Federico Bernardeschi, Sang Titisan Roberto Baggio di Juventus

Penulis: Rei Darius
24 Jul 2017, 19:30 WIB

Bernardeschi dianggap bisa menjadi titisan Baggio (Image: Getty)

Ligaolahraga - Ragam Liga Italia: Federico Bernardeschi sudah mendarat di kota Turin dan melangsungkan tes medis di J-Medical untuk Juventus di hari Senin (24/7) ini menyusul dengan kesepakatan transfer dari Fiorentina yang serupa dengan Roberto Baggio.

Setelah menghadirkan performa gemilang di laga paling menghibur Serie A antara Fiorentina kontra Napoli di musim lalu, pada pagi hari berikutnya banyak surat kabar yang mengklaim bahwa Federico Bernardeschi adalah pewaris yang pantas untuk Roberto Baggio. Untuk menyelesaikan ramalan, Bernardeschi kini benar-benar mengikuti jejak sang striker legenda dengan mengkhianati La Viola, usai penolakan kontrak baru dan pindah ke Turin.

Tumbuh besar di Carrara, kota yang sama dengan tempat kelahiran Gianluigi Buffon, Bernardeschi muda mulai bermain di usia empat tahun. Mencintai secara naluriah permainan sepak bola, bermain untuk klub di kotanya tidaklah cukup dan orang tuanya telah mengetahui bahwa anaknya bisa memiliki masa depan di dunia sepak bola.

Pada usia 10 tahun, Bernardeschi direkrut Fiorentina dan sejak saat itu dia selalu menjadi bagian dari klub asal Tuscan tersebut, terkecuali saat dipinjamkan selama semusim ke Crotone. Mencetak 12 gol di usia 19 tahun bagi tim Serie B tersebut adalah bukti bahwa dia sudah cukup pantas untuk dipanggil kembali ke Stadio Artemio Franchi.

Setelah melalui satu musim dengan tim senior, sang winger berkaki kiri ini mendapatkan tanggung jawab yang lebih berat dengan didapuk sebagai pemain bernomor punggung 10 dan memperpanjang kontraknya untuk empat tahun berikutnya, sebuah tanda yang mungkin bahwa dia adalah seorang bandiera untuk klub.

Selama dua musim bermain di bawah kepelatihan Paulo Sousa, Bernardeschi telah mendemonstrasikan kemampuannya bermain di kedua sisi sayap, menerima saran dari pelatihnya untuk terus bekerja dengan lebih baik.

Bernardeschi kemudian berkembang menjadi pemain bintang yang serba bisa, membongkar lini pertahanan lawan dan juga mengontribusikan bola dengan cerdas di semua fase pertandingan. Penampilan virtuoso-nya di lini serang dan kerja keras untuk beradaptasi di lini pertahanan mendapatkan pujian dari pelatih Bayern Munich, Carlo Ancelotti, dan Direktur Olahraga Barcelona, Ariedo Braida, sebab dia menjadi salah satu pemain yang diincar banyak klub top karena prospeknya di pasar transfer selama beberapa tahun terakhir.

Pujian besar seharusnya diberikan kepada Sousa karena telah mengubah Bernardeschi, membuatnya mendapatkan panggilan dari timnas Italia senior maupun junior, hingga dia menjadi sosok protagonis di Piala Eropa U-21 musim panas ini. Bersama dengan Domenico Berardi dan Andrea Petagna di starting line-up, pelatih Luigi Di Biagio mengutus Bernardeschi bermain di sisi kiri lini serang, saat Gli Azzurrini memulai petualangan di Eropa dengan menghadapi Denmark.

Babak pertama berakhir tanpa gol bagi kedua tim, meski Italia mendominasi penguasaan bola, namun gagal untuk membongkar lini pertahanan Denmark. Pada babak kedua, sebuah umpan melengkung dari Bernardeschi mengenai seorang defender lawan dan Lorenzo Pellegrini menyambutnya dengan tendangan salto mengagumkan untuk membuka keunggulan bagi Azzurrini.

Sang bocah dari Carrara terus memberikan kesan impresif di kompetisi ini. Setelah kekalahan 3-1 dari Republik Ceko, Italia pun berada dalam situasi yang rumit di babak penyisihan grup. Di Biagio memutuskan untuk memainkan Bernardeschi sebagai striker klasik melawan Jerman pada laga penentuan grup. Jerman yang pada akhirnya memenangkan turnamen ini dengan 14 kemenangan dari 15 pertandingan, dan satu kekalahan itu disebabkan oleh gol tunggal dari Bernardeschi pada laga terakhir di grup.

#Bernardeschi, ancora lui! Pareggio #Italia in 10 contro 11! #SpagnaItalia 1-1 #EuroU21pic.twitter.com/WI2Dwf9BBT

— Alessia Novelli (@Alessia_Nov) June 27, 2017
An error occurred while retrieving the Tweet. It might have been deleted.

Pada semifinal, Bernardeschi kembali sukses mencetak gol melawan Spanyol, namun gol itu tidaklah cukup bagi Azzurrini untuk melanjutkan petualangan di turnamen. Meski begitu, penampilan sang pemain belia asal Italia ini sudah cukup untuk dipilih sebagai salah satu dari 11 pemain terbaik di turnamen dan sebagai tambahan, masuk dalam daftar belanja Juve di musim panas.

Dengan koleksi 11 gol di Serie A musim lalu, Bernardeschi lebih bersinar ketimbang jumlah gol Mario Mandzukic dan Juan Cuadrado digabungkan. 57 umpan kuncinya juga lebih banyak dari yang dibuat oleh para wingerBianconeri dan hanya Paulo Dybala yang mampu melampaui catatannya.

Sebagai hasilnya, dan sayang sekali bagi fans Viola, sejarah kembali ditulis ulang ketika Direktur Sepak Bola Fiorentina, Pantaleo Corvino, memastikan bahwa klubnya akan kehilangan titisan Roberto Baggio ini. Ayahnya bahkan sempat mengonfirmasi anaknya untuk mengikuti jejak sang legenda: "Kini, seperti Baggio, anak saya bisa bermain untuk Juventus. Sebuah mimpi untuk setiap pemain yang memiliki ambisi tepat."

Pertanyaan selanjutnya adalah, dengan gemuknya lini serang Juventus saat ini, apakah mereka memang benar-benar mencari sentuhan magis seperti sang striker kuncir kuda di masa lalu? Ataukah hanya ada rasa lapar mendalam yang tak terpenuhi?

Setelah bercerai secara kontroversial dengan Paul Pogba dan kehilangan Carlos Tevez yang pulang ke Boca Juniors usai hanya menghabiskan dua musim berkostum hitam dan putih, Si Nyonya Tua mencari orang yang tepat yang bisa mewarisi nomor punggung keramat 10, yang menuntun loyalitas, respek dan kebanggaan. Kapten abadi Juventus, Alessandro Del Piero, mungkin adalah contoh terbaik untuk menggambarkan kriteria nomor 10 di Juventus menyusul dengan perkataannya ketika pensiun.

"Saya bahagia bahwa kalian tersenyum, bersorak, menangis, menyanyi, teriak untuk saya dan bersama saya. Tidak akan ada warna yang lebih cerah dari hitam dan putih. Kalian semua telah membuat mimpi saya menjadi kenyataan. Lebih dari hal lainnya, hari ini saya hanya ingin mengucapkan terima kasih."

Bernardeschi nampak masih memerlukan waktu untuk menjadi orang Italia pertama yang mengenakan nomor 10 setelah Del Piero gantung sepatu. Sang pemain berusia 23 tahun ini masih berjarak bertahun-tahun cahaya untuk mencapai skala Il Pinturicchio dan segala perbandingan di antara kedua pemain di titik ini. Namun seperti apa yang tepatnya bisa membangkitkan antara Si Nyonya Tua dan seragam historis Del Piero?

Juventini sendiri sudah memberikan restunya agar nomor 10 diserahkan kepada Bernardeschi melalui suatu banner di luar J-Medical untuk menyambut kedatangannya di hari Senin (24/7) ini. Banner tersebut bertuliskan: "Nomor 10 tak boleh lagi tak bertuan. Selamat datang Fede, menang adalah misi kami."

Mengutip filsuf asal Inggris, G.K Chesterton: "Cinta tidaklah buta, itu adalah hal terakhir dari cinta. Cinta adalah ikatan dan semakin mengikat itu maka semakin tidak butalah cinta." Itu adalah bagian terindah dari hubungan Del Piero dengan Si Nyonya Tua, cinta yang mereka jalin lebih berharga dari sekedar jumlah gol, trofi atau rekor yang ia pecahkan.

Kenangan lebih berharga dari rekor, itulah yang diharapkan dari Juventini kepada Bernardeschi dan kenangan hanya bisa terjadi jika nomor 10 bersedia untuk diberikan. Jika Bernardeschi terikat dengan Juve untuk jangka panjang, maka klub dan sang pemain akan hidup bahagia sepanjang masa.

Artikel Tag: Federico Bernardeschi, Fiorentina, Juventus, Roberto Baggio

Berita Terkait

Berita Terpopuler Minggu Ini

Berita Terbaru