Karier Lewis Hamilton Terancam Redup di Ferrari, Steiner Beri Peringatan
Lewis Hamilton
Berita F1: Mantan bos tim Haas, Guenther Steiner, memberikan pandangan tajam mengenai masa depan Lewis Hamilton bersama Ferrari. Menurutnya, musim 2025 bisa menjadi titik penentu apakah Hamilton akan bertahan lebih lama di Formula 1 atau justru mempertimbangkan pensiun lebih cepat.
Hamilton menjalani musim debut yang berat bersama Ferrari. Meski beberapa kali menunjukkan potensi, performanya sempat naik turun sejak pertengahan musim. Pebalap berusia 40 tahun itu baru mencatatkan podium melalui dua sprint, yakni di China dan Miami, sementara hasil di balapan utama belum sesuai harapan. Sejumlah kesalahan strategi, kurangnya kecepatan mobil, hingga adaptasi yang belum sepenuhnya stabil membuat Hamilton belum menemukan ritme konsisten.
Steiner melihat situasi ini sebagai beban psikologis yang besar bagi Hamilton yang selama bertahun tahun terbiasa bertarung di barisan depan. “Saya merasa ekspektasi kita semua terlalu tinggi. Seorang juara dunia berkali kali datang ke tim paling ikonik di dunia, tetapi realitas musim ini tidak berjalan seperti bayangan awal,” ujarnya dalam wawancara bersama Lottoland.
Menurut Steiner, 2025 akan menjadi musim yang sangat krusial. “Dia pasti akan memberi satu musim lagi untuk melihat sejauh mana kemajuannya. Jika kompetitif, dia akan bertahan lebih lama. Tetapi bila tidak, mengingat usianya sudah di atas 40 tahun, ia mungkin semakin dekat ke keputusan besar,” tambahnya.
Hamilton sendiri berharap proyek Ferrari dapat memberikan dasar kuat sebelum regulasi mesin baru diberlakukan pada 2026. Meski era ground effect masih berlangsung hingga akhir 2025, perubahan aerodinamika kecil dan pembaruan paket mobil memberi peluang untuk meningkatkan karakter mobil agar lebih sesuai dengan gaya mengemudinya.
Ferrari juga berada dalam tekanan. Tim yang berbasis di Maranello itu harus memastikan Hamilton mendapatkan perangkat yang mampu mengangkat performanya, terutama karena persaingan dengan Red Bull dan McLaren semakin ketat. Jika Ferrari kembali gagal memperbaiki kelemahan mobil, Steiner menilai konsekuensinya bisa besar bukan hanya bagi Hamilton, tetapi juga arah proyek jangka panjang tim.
“Musim depan akan memperlihatkan apakah semuanya mulai berjalan. Jika tidak juga ada perkembangan, kemungkinan akan ada perubahan penting,” ujar Steiner.
Dengan demikian, masa depan Lewis Hamilton di Ferrari akan sangat ditentukan oleh langkah teknis tim pada 2025. Tahun itu bisa menjadi kebangkitan besar, atau justru awal keputusan sulit bagi sang legenda.
Artikel Tag: Lewis Hamilton, Ferrari, F1 2025, Guenther Steiner