Kanal

Jonatan Christie Persembahkan Gelar Piala Thomas Untuk Mendiang Sang Kakak

Penulis: Yusuf Efendi
20 Okt 2021, 17:00 WIB

Jonatan Christie/[Foto:PBSI]

Berita Badminton : Landasan kemenangan Piala Thomas pertama Indonesia dalam 19 tahun adalah kebangkitan dari pemain peringkat 7 dunia, Jonatan Christie .

Jonatan Christie telah kehilangan satu-satunya pertandingannya di Piala Sudirman, dari Brian Yang  di Piala Thomas, dia sekali lagi jatuh, tanpa banyak perlawanan atas pemain muda Thailand, Kunlavut Vitidsarn .

Pada pertandingan grup terakhir Indonesia, melawan Wang Tzu Wei dari Taiwan, terjadi perubahan haluan. Hasil kemenangan 21-17 dan 21-13 memperkuat kepercayaan dirinya dan membantu membawa Indonesia ke puncak kejuaraan beregu putra.

Beberapa tahun terakhir telah terjadi naik turun karir untuk Jonatan. Dia memang menindaklanjuti medali emas Asian Games 2018 dengan beberapa penampilan impresif pada 2019, tetapi musim 2020 yang terpotong dan Tour Asia tahun ini dengan tersingkir lebih awal membuatnya terpuruk. 

Saat tiba di Tokyo 2020, ia menghadapi trauma kematian kakak laki-lakinya, Ivan di awal tahun karena Covid-19.

“Setelah Olimpiade saya merasa kepercayaan diri saya tidak baik,” kata Jonatan. 

“Saya berbicara dengan pelatih dan keluarga saya tentang bagaimana meningkatkan kinerja saya. Kami juga berbicara dengan psikolog, mereka memberi saya beberapa tips untuk meningkatkan kinerja saya. Saya senang melihat Anthony (Ginting) mendapatkan perunggu, dan pada saat yang sama saya memotivasi diri saya sendiri.”

Jonatan Christie juga tahu dia harus menjadi lebih bugar. Pekerjaan yang dia lakukan untuk meningkatkan kebugarannya terbukti di Aarhus yakni babak perempat final, melawan Ng Tze Yong, berlangsung selama 75 menit, sehari kemudian, ia mengalahkan Anders Antonsen dalam waktu 100 menit, membuka jalan untuk mengalahkan tim favorit tuan rumah.dan di final, tidak ada penurunan energi bahkan saat pertandingan melawan Li Shi Feng melewati batas 80 menit.

“Kemenangan atas Antonsen memberi saya banyak kepercayaan diri karena ketika game ketiga (melawan Li Shi Feng) dimulai, saya berkata mari kita bermain 100 menit lagi, atau mungkin 120 menit lagi, kita lihat saja! Ini pencapaian terbesar bagi saya, lebih besar dari Asian Games," katanya. 

“Sebelum kami berangkat ke Piala Sudirman dan Piala Thomas, kami tahu jadwalnya, kami tahu kami memiliki acara beruntun. Pelatih mendorong saya dan yang lainnya untuk berlatih lebih keras, terutama untuk meningkatkan kemampuan fisik kami."

“Saya hanya harus menjaga motivasi saya stabil dulu. Sebelum turnamen ini, saya merasa tidak nyaman dengan penampilan dan ambisi saya. Saya harus mengembalikan motivasi dan performa saya," tambahnya. 

Setelah setiap kemenangan, Jonatan Christie memandang ke surga untuk memberikan penghormatan. Dia sedang memikirkan saudaranya.

“Tanpa Tuhan, saya bukan apa-apa. Ini juga untuk kakakku, ini untuknya. Dia menginspirasi saya ... Saya tahu perbedaan dengan dia dan tanpa dia. Dan saya juga ingin melihat ayah dan ibu saya bangga. Ketika saudara saya meninggal, saya mencoba yang terbaik untuk meraih medali."

"Saya memikirkan dia sepanjang waktu," aku Jonatan. 

Artikel Tag: Jonatan Christie, Indonesia, Piala Thomas 2020

Berita Terkait

Berita Terpopuler Minggu Ini

Berita Terbaru