Desak Made Rita Kusuma Dewi Raih Emas Panjat Tebing di Asian Games Hangzhou
Atlet panjat tebing Desak Made Rita Kusuma Dewi beraksi di final utama nomor speed putri di Asian Games Hangzhou. (Foto: Xinhua)
Atlet panjat tebing Desak Made Rita Kusuma Dewi merebut emas nomor speed putri untuk Indonesia, sementara Reza Alipour Shenazandifard dari Iran berhasil mempertahankan gelar juara di nomor speed putra di hari pembukaan cabang olahraga panjat tebing di Asian Games Hangzhou.
Dewi yang baru saja dinobatkan sebagai juara dunia di Kejuaraan Dunia IFSC 2023 bertemu dengan Deng Lijuan dari China, pemegang rekor Asia. Atlet Indonesia ini menang dengan catatan waktu 6,36 detik, lebih cepat dari Deng yang mencatat waktu 6,43 detik.
Dari babak kualifikasi hingga final utama di Asian Games Hangzhou, atlet berusia 22 tahun kelahiran Buleleng (Bali) itu mencatatkan waktu 6,60 detik, 6,78 detik, 6,70 detik, 6,52 detik dan 6,36 detik.
"Saya ingin berterima kasih kepada pelatih saya yang telah membantu saya meraih medali," kata Dewi. "Saya rasa para atlet putri China juga luar biasa. Kami sudah sering bertanding dengan mereka, kadang mereka menang, kadang kami yang menang. Hari ini saya melakukannya dengan lebih baik," tambahnya.
Rekan senegara Dewi, Rajiah Sallsabillah, meraih perunggu setelah mengalahkan Niu Di dari China dalam waktu 6,87 detik.
Di bagian putra, Shenazandifard berhasil mengalahkan rintangan untuk mempertahankan gelar juara, mengungguli atlet favorit China, Long Jinbao, di posisi kedua. Lima tahun lalu di Jakarta, Shenazandifard mengalahkan Zhong Qixin dari China untuk merebut emas Asian Games pertama di nomor speed.
Atlet Iran berusia 29 tahun ini tiba di Hangzhou sebagai "underdog", dengan pemegang rekor dunia Veddriq Leonardo, runner-up kejuaraan dunia Long Jinbao dari China dan rekan satu timnya Wu Peng, pemenang Piala Dunia, dianggap sebagai favorit untuk meraih medali emas.
Namun, Shenazandifard, yang nyaris tidak pernah naik podium di panggung internasional sejak 2018, menunjukkan kestabilan dengan tidak melakukan kesalahan selama kompetisi berlangsung pada hari Selasa.
Dari babak kualifikasi hingga final utama di Asian Games Hangzhou, atlet Iran ini mencatatkan waktu 5,18 detik, 5,28 detik, 5,16 detik, 5,16 detik dan 5,30 detik. Ia mengejutkan Leonardo yang terpeleset di dinding di semifinal, dan mengambil keuntungan dari kesalahan Long di final utama untuk merebut emas.
"Selama lima tahun saya berlatih keras setiap hari. Saya kalah, kalah, kalah, tapi tetap berlatih dari pagi hingga malam. Saya terkadang menangis sendirian di malam hari, tapi saya tidak pernah menyerah," kata Shenazandifard yang penuh haru.
Pemain veteran ini juga mengungkapkan rasa hormatnya kepada Zhong Qixin, pelatih tim China. "Kakak Qixin, dia adalah legenda bagi saya, dia adalah saudara," kata sang juara bertahan.
Leonardo berhasil meraih perunggu setelah mengungguli Wu dengan catatan waktu 4,95 detik.
Artikel Tag: Asian Games