Berita Tenis: Kenali Lebih Jauh Finalis French Open Musim Ini, Jelena Ostapenko
Jelena Ostapenko siap hadapi Simona Halep di final French Open
Ligaolahraga - Berita Tenis: Jelena Ostapenko membuat sejarah di Roland Garros dengan mengalahkan petenis unggulan ke-30, Timea Bacsinszky dengan 7-6, 3-6, 6-3 di semifinal untuk melenggang ke final Grand Slam pertama dalam kariernya.
Petenis yang baru saja menginjak usia 20 tahun pada hari ia melakoni semifinal, menjadi petenis berkebangsaan Latvia pertama yang lolos ke final Grand Slam. Mari kita kenali petenis peringkat 47 dunia, Ostapenko!
Ostapenko belum pernah memenangkan gelar turnamen WTA di nomor tunggal
Terlepas lolos ke tiga final (Quebec tahun 2015, Doha tahun 2016, dan Charleston tahun 2017), Ostapenko belum pernah memenangkan gelar. Jika ia memenangkan gelar French Open, ia akan menjadi petenis pertama yang memenangkan gelar pertamanya di French Open sejak Gustavo Kuerten pada 8 Juni 1997, dan yang menakjubkan, itu merupakan hari yang sama dengan tanggal kelahiran Ostapenko.
Ostapenko sudah mengoleksi satu gelar nomor ganda yang ia menangkan musim ini di St. Petersburg bersama Alicja Rosolska.
Ia petenis remaja pertama yang lolos ke semifinal French Open nomor tunggal putri sejak tahun 2007
Sebelum ulang tahun ke-20 pada hari Kamis (08/06), Ostapenko yang berusia 19 tahun mencatatkan sejarah dengan menjadi petenis remaja pertama sejak Ana Ivanovic tahun 2007 yang lolos ke semifinal di Roland Garros setelah ia menumbangkan petenis unggulan ke-11, Caroline Wozniacki dengan 4-6, 6-2, 6-2 dalam waktu 1 jam 53 menit di perempatfinal.
Ostapenko bisa memukul bola dengan keras
Mari kita lihat statistik berikut ini untuk membandingkan rata-rata kecepatan forehand para petenis di sepanjang French Open 2017:
Dominic Thiem – 84 km/jam
Stan Wawrinka – 81 km/jam
Rafael Nadal – 79 km/jam
Ostapenko – 76 km/jam
Andy Murray – 73 km/jam
Clay-court bukan lapangan terbaik atau favorit Ostapenko
Terlepas dari perjalanannya yang memukau di French Open, Ostapenko mengatakan bahwa clay-court bukan lapangan yang sesuai dengan permainannya, dan dalam biografinya, ia mengatakan bahwa lapangan favoritnya adalah grass-court dan hardcourt.
“Clay-court bukanlah lapangan terbaik saya,” seru Ostapenko usai mengalahkan Wozniacki. “Tetapi saya benar-benar suka bermain di sini, karena lapangan di sini lapangannya berbeda dengan lapangan clay-court lainnya. Di sini cukup cepat, dan saya pikir itu sesuai dengan permainan saya.”
Ostapenko merupakan juara Wimbledon junior
Juli 2014, Ostapenko yang saat itu berusia 17 tahun memetik kemenangan 2-6, 6-3, 6-0 dalam waktu 91 menit untuk mengalahkan Kristina Schmiedova dan memenangkan gelar Wimbledon junior.
Ostapenko memulai musim clay-court dengan pelatih baru
Ostapenko mengawali musim clay-court dengan pelatih baru, Anabel Medina Garrigues, petenis berusia 34 tahun asal Spanyol yang masih aktif bermain, tetapi belum bermain lagi sejak Agustus musim lalu akibat cedera pundak yang masih dirasanya. Saat ini, dengan peran sebagai asisten pelatih dalam tim Ostapenko, Medina membantu Ostapenko melesat di clay-court.
Ostapenko tampil di Olimpiade Rio 2016
Mewakili Latvia, Ostapenko kalah dari Sam Stosur dengan tiga set di pertandingan pembuka Olimpiade Rio 2016. Namun, Ostapenko berhasil membalas kekalahannya dari Stosur di babak keempat French Open musim ini.
Artikel Tag: Tenis, French Open, wimbledon, Jelena Ostapenko, Caroline Wozniacki, Sam Stosur, timea bacsinszky