Tak Mau Ambil Resiko, PBSI Tunda Indonesia Open 2020

Berita Badminton: Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) telah mengambil langkah proaktif dengan mengusulkan kepada Federasi Badminton Dunia (BWF) untuk menunda Indonesia Open selama tiga bulan hingga bulan September.

Turnamen berhadiah total USD 1,35 juta (RM5.88mil) atau berkisar 22 miliar rupiah yang merupakan turnamen dengan hadiah terbesar kedua setelah BWF World Tour Finals yang mencapai USD 1,5 juta (RM6.53mil) atau berkisar 24,7 miliar rupiah, dijadwalkan digelar pada 16-21 Juni di Istora Senayan Jakarta, tetapi panitia penyelenggara tidak mau mengambil resiko karena masih ada kekhawatiran atas pandemi Covid-19.

Menurut laporan dari The Star, PBSI sekarang ingin memindahkan turnamen bergengsi Super 1000 itu ke tanggal 29 September hingga 4 Oktober 2020. Jika itu mendapat persetujuan dari badan dunia, maka PBSI akan memindahkan atau membatalkan Indonesia Masters Super 100 yang seharusnya diadakan pada minggu yang sama.

"Kami telah mengirimkan permintaan kepada BWF dan sedang menunggu jawaban dari mereka," kata sekretaris jenderal PBSI, Achmad Budiharto.

Penjadwalan ulang Indonesia Open, jika disetujui, akan menjadikan September menjadi bulan yang sangat sibuk karena turnamen lain yang juga akan digelar adalah Taiwan Open (1-6), Korea Open (8-13), China Open (15-20) dan Japan Open 2020 (22-27).

Indonesian Open adalah salah satu dari empat turnamen World Tour di bulan Juni bersama dengan Thailand Open, US Open, dan Kanada Open. Status tiga turnamen lainnya, terutama AS Open, diragukan meskipun BWF hanya menunda turnamen dari 16 Maret hingga akhir April.

Lee Chong Wei adalah pemain Malaysia yang paling sukses dalam 37 tahun sejarah turnamen, memenangkan gelar tunggal putra pada enam kesempatan, menyamai prestasi legenda bulu tangkis Indonesia, Taufik Hidayat dan Ardy Wiranata.

Artikel Tag: Indonesia Open 2020, PBSI, Virus Corona, BWF