Sarri Puas Dengan Penampilan Lazio vs Lecce Tapi Terganggu VAR
Maurizio Sarri
Berita Liga Italia: Pelatih Lazio, Maurizio Sarri mengaku puas dengan penampilan timnya saat melawan Lecce tapi merasa terganggu dengan VAR yang terlalu berlebihan saat klub ibukota meraih kemenangan 2-0 di pertandingan lanjutan Serie A yang berlangsung Minggu (23/11) malam di Olimpico.
Lazio menunjukkan salah satu penampilan terbaik mereka musim ini di mana mereka tampil mendominasi melawan Lecce di Olimpico. Matteo Guendouzi mencetak gol pembuka tepat sebelum turun minum akan tetapi fans harus menunggu hingga menit akhir pertandingan untuk menyaksikan gol kedua yang dicetak oleh Tijjani Noslin.
Dalam jumpa pers seteah pertandingan, Sarri mengungkapkan kepuasannya dengan penampilan timnya dan ia senang melihat para pemainnya menikmati permainan mereka di lapangan.
“Selama 70 menit kami memainkan sepak bola berkualitas, Satu-satunya kekurangannya adalah kami menjaga skor tetap seimbang hingga menit ke-90. Para pemain terus meningkat di setiap pertandingan. Bahkan ketika kami terus-menerus kalah, saya bilang tim ini menikmati permainan mereka,”jelas sang pelatih seperti dikutip Il Messaggero.
“Saya senang mereka juga mulai merasa puas. Saya juga senang Basic mengatakan tim bersenang-senang; akhirnya, para pemain menyadari bahwa ketika kita bersenang-senang, segalanya menjadi lebih mudah.”
Gol Biancocelesti ada yang dianulir secara kontroversial setelah tinjauan VAR, karena Boulaye Dia dianggap mendorong Tiago Gabriel keluar dari bola sebelum mencetak gol. Sarri tentu saja tidak setuju dengan keputusan itu, tetapi memuji pemain Senegal itu atas peningkatan penampilannya.
“Anda membuatku tidur dengan marah. Penggunaan VAR berlebihan dan tidak pantas, dan saya tidak tahan jika mereka menggunakan tayangan ulang gerak lambat, karena jika Anda melihat frame yang dibekukan, itu selalu penalti.
“Penampilan Dia jelas membaik, dan saya senang, tetapi saya menyesal mereka menganulir gol yang seharusnya penting baginya.”
Sang pelatih juga menambahkan bahwa targetnya adalah untuk membentuk tim yang solid yang dapat dibangun Lazio untuk musim-musim mendatang.
“Ini adalah musim yang—terlepas dari masalah-masalah yang tak terbayangkan—memberi saya kesenangan. Saya merasa kami adalah tim yang bagus, bersatu, dan rendah hati. Saya tidak siap untuk melakukan keajaiban; keajaiban adalah mencapai akhir musim dengan tujuh atau delapan pemain yang mampu bermain di tim yang sangat ambisius.”