Pengamat F1 Bongkar Alasan Papaya Rules McLaren Jadi Bahan Ejekan
Oscar Piastri dan Lando Norris
Berita F1: Mantan juara dunia Formula 1 Jacques Villeneuve memberikan pandangannya mengenai istilah papaya rules yang kerap dikaitkan dengan McLaren. Menurut Villeneuve, aturan tersebut sejatinya bukan sesuatu yang aneh atau unik, melainkan standar yang berlaku di hampir semua tim Formula 1, namun menjadi bahan olok-olok karena diberi nama khusus.
Papaya rules merujuk pada pedoman internal tim asal Woking yang mengharuskan dua pebalapnya, Lando Norris dan Oscar Piastri, untuk saling balapan secara bersih dan adil serta menghindari kontak satu sama lain. Prinsip ini pada dasarnya merupakan kewajiban umum bagi semua pebalap setim di Formula 1.
Namun, Villeneuve menilai McLaren melakukan kesalahan dengan mempopulerkan istilah tersebut ke publik. Dalam pandangannya, hampir semua tim memiliki aturan serupa, hanya saja tidak pernah diberi julukan khusus.
“Kami sendiri bahkan tidak benar benar tahu apa itu papaya rules. Itu hanya nama yang diambil dari warna mobil,” ujar Villeneuve. Ia menambahkan bahwa larangan pebalap setim untuk saling menabrak merupakan hal yang normal di Formula 1 dan tertulis jelas dalam kontrak.
Menurut juara dunia 1997 tersebut, pemberian nama inilah yang membuat aturan mereka mudah menjadi bahan candaan di paddock. “Tanpa nama khusus, orang tidak akan mengejeknya. Sesederhana itu,” kata Villeneuve.
Sorotan terhadap papaya rules semakin menguat pada musim 2025, terutama saat Grand Prix Italia di Monza. Ketika itu, McLaren memerintahkan Piastri untuk mengalah kepada Norris setelah tim melakukan kesalahan strategi pit stop yang merugikan pebalap Inggris tersebut. Keputusan tersebut menuai pro dan kontra karena terjadi di tengah persaingan ketat perebutan gelar juara dunia.
Selain itu, tim juga memilih untuk tidak secara tegas mendukung salah satu pebalapnya dalam perebutan gelar, meski ancaman dari Max Verstappen semakin nyata. Beberapa kesalahan di akhir musim, termasuk diskualifikasi ganda di Las Vegas dan strategi yang kurang tepat di Qatar, hampir menggagalkan peluang Norris meraih gelar juara.
Villeneuve menilai situasi tersebut menjadi pelajaran penting bagi McLaren. Ia menegaskan bahwa dominasi mobil tidak pernah menjamin gelar jika tim lengah. “Kamu tidak boleh merasa aman. Selalu ada pihak lain yang siap memanfaatkan kesalahan,” ujarnya.
Meski akhirnya Norris berhasil mengamankan gelar juara dunia, Villeneuve menilai musim tersebut seharusnya bisa dimenangkan dengan lebih meyakinkan. Menurutnya, dengan keunggulan performa mobil yang dimiliki, kegagalan meraih gelar akan menjadi hasil yang sangat memalukan bagi McLaren.
Artikel Tag: McLaren, Oscar Piastri, lando norris