Kanal

Nozomi Okuhara, Seorang Pemain Teladan Yang Pantang Menyerah

Penulis: Yusuf Efendi
25 Okt 2020, 07:30 WIB

Nozomi Okuhara/[Foto:AFP]

Berita Badminton: Nozomi Okuhara, pemain bulu tangkis tunggal putri peringkat 4 dunia, mengakhiri musim 2018 dengan memenangkan kejuaraan YONEX Hong Kong Open 2018, yang merupakan program level HSBC BWF World Tour super 500 setelah mengalahkan Ratchanok Intanon di final 21-19 dan 24-22.

Namun pada musim 2019 dianggap sebagai tahun "mimpi buruk" pemain bulu tangkis Jepang yang menjadi juara dunia tahun 2017 ini meski tetap memiliki performa yang konsisten dengan masuk hingga 6 final, namun semuanya harus berakhir dengan kekalahan.

Mulai dari Singapore Open 2019, di mana dia masuk final pertama, setelah eliminasi ketiga berturut-turut di semifinal di Jerman, Inggris dan Malaysia sebelum finis runner-up saat kalah dari Tai Tzu Ying di final dengan 19-21 dan 15-21 pada April tahun lalu.

Pada bulan Juni, Nozomi Okuhara tampil bagus di Australia Open 2019 dengan mengalahkan Ratchanok Intanon di semifinal dengan 21-17 dan 21-15, tetapi kalah dari Chen Yu Fei di final 15-21 dan 3-21.

Bulan berikutnya, di kampung halamannya, DAIHATSU YONEX Japan Open 2019, Nozomi Okuhara masih menunjukkan performa yang bagus. Mampu mencapai babak final sebelum kalah dari rekan senegaranya, Akane Yamaguchi 13-21 dan 15-21 hingga membuat Akane Yamaguchi naik ke puncak peringkat dunia setelah merebut gelar ini.

Dari Jepang pindah ke BWF Kejuaraan Dunia 2019 di Swiss pada bulan Agustus, Nozomi Okuhara masih dapat melakukan tugasnya dengan baik, hingga bisa mencapai final Sebelum kalah dari rival lamanya, Pusarla Venkata Sindhu, pemain jangkung asal India dengan kekalahan 7-21 dan 7-21.

Di Denmark Open 2019 bulan Oktober. Pernyataan itu dibantahnya saat mengalahkan Carolina Marin di semifinal, namun kalah dari Tai Tzu Ying di final dengan 17-21 dan 14-21 dan hanya menjadi runner-up lagi.

Di Fuzhou China Open 2019 pada November, Nozomi Okuhara kembali, ke final lagi aaat mampu mengalahkan Tai Tzu Ying di semifinal sebelum kalah dari wakil tuan rumah, Chen Yufei di final dalam permainan bagus 21-9,12-21 dan 18-21.

Mencapai 6 final dan mencapai tiga semifinal, yang merupakan prestasi luar biasa. Meski tidak menang sama sekali tapi dia masih bekerja cukup keras dan mengumpulkan poin untuk berhak berkompetisi di HSBC BWF World Tour Finals 2019 di China.

Yang menarik adalah, di babak penyisihan grup Dia menang, termasuk Tai Tzu Ying, Busanan Ongbamrungphan dan Ratchanok Intanon, tapi dia tidak bisa mencapai final ketika dia kalah dari Tai Tzu Ying yang bertemu lagi di babak semifinal.

Untuk beberapa atlet Mungkin bisa dilihat sebagai "kesialan", tapi bukan pemain bulutangkis bernama Nozomi Okuhara yang selalu mengatakan pada dirinya sendiri bahwa kekalahan itu terjadi karena dia tidak bermain bagus. Jadi dia terus bekerja keras, dan 2020 masih cukup konsisten. Dengan mencapai semifinal YONEX All England 2020, sebelum kalah dari Chen Yufei.

Namun, pekan lalu di Denmark Open 2020, juara dunia 2017 asal Jepang itu berhasil menjadi juara saat mengalahkan peraih medali emas Olimpiade 2016, Carolina MARIN dari Spanyol dengan 21-19 dan 21-17 dalam bentuk dan kondisi fisik yang dianggap "juara", lengkap dengan tidak adanya program kompetitif selama wabah Covid-19.

Panutan Nozomi Okuhara adalah cerita yang mengajari setiap atlet, atau malah rakyat biasa yang biasa kalah, tapi jangan sampai kehilangan diri sendiri, terutama para atlet tidak boleh meninggalkan mimpinya dan jangan tinggalkan komitmen, karena kalah hari ini bukan berarti kalah selamanya jika masih memiliki tujuan untuk menang.

Artikel Tag: nozomi okuhara, ratchanock intanon, Tai Tzu Ying, Chen Yufei

Berita Terkait

Berita Terpopuler Minggu Ini

Berita Terbaru