Maverick Vinales: Andai Tak Tinggalkan Yamaha di 2021, Nasibku Bisa Berbeda
Maverick Vinales
Berita MotoGP: Maverick Vinales mengungkap sisi emosional perjalanan kariernya, termasuk penyesalan terbesar saat meninggalkan Yamaha pada 2021. Kini ia merasa kembali menemukan motivasi untuk mengejar gelar dunia bersama KTM Tech3.
Maverick Vinales memasuki musim 2025 sebagai pebalap terbaik KTM Tech3 sebelum cedera bahu di Sachsenring menghentikan momentumnya. Robekan ligamen dan cedera pada supraspinatus memaksanya absen beberapa seri, namun kini ia mengaku kembali bugar dan siap mengejar ambisi yang sempat tertunda.
“Pemulihan saya lama karena ligamen robek dan tendon rusak. Setelah operasi, mobilitas saya sangat terbatas,” ujarnya, menggambarkan masa sulit yang ia lewati.
Vinales juga mengisahkan bagaimana insiden jatuh itu baru terasa serius saat mencoba melepas sarung tangan.
“Ketika saya lihat bahu saya benar-benar jatuh, saya langsung panik. Dokter menyuruh saya melupakan balapan dalam beberapa pekan ke depan, dan operasi jadi satu-satunya pilihan,” tambahnya.
Meski sempat terpukul, Vinales mengakui bahwa kecintaan terhadap balap sudah tertanam sejak kecil. Ia tumbuh di keluarga yang kerap menghabiskan akhir pekan di sirkuit.
“Dari kecil saya hanya ingin menang. Begitu masuk kategori 125 dan Eropa, saya sadar ini bisa jadi karier serius,” katanya.
Perjalanan Vinales ke MotoGP berlangsung cepat. Setelah satu tahun di Moto2, ia nekat naik kelas premier bersama Suzuki pada 2015.
“Mungkin saya seharusnya menunggu, tapi sulit menolak kesempatan itu,” kenangnya. Dua musim bersama Suzuki membawanya ke Yamaha pada 2017, yang disebutnya sebagai awal dari peluang besar dalam kariernya.
Dalam beberapa tes awal dengan Yamaha, ia langsung kompetitif. Namun perubahan ban dan persoalan cengkeraman membuat performanya naik-turun. Saat bersama Valentino Rossi, Vinales merasakan pengalaman berharga sekaligus tekanan besar.
“Menyadari saya lebih cepat dari idola sendiri itu aneh, tetapi ia sangat karismatik dan banyak mengajarkan saya,” ujarnya.
Vinales kemudian mengungkap penyesalan terbesarnya. “Saya agak menyesal tidak bertahan di Yamaha pada 2021 dan memilih Aprilia. Saya bisa mendapatkan lebih banyak. Saat itu, saya hanya ingin perubahan suasana,” katanya blak-blakan.
Ia bahkan sempat berpikir untuk pensiun pada 2018 setelah performanya menurun drastis. Namun kini, bersama Jorge Lorenzo sebagai mentor barunya, Vinales menetapkan target ambisius untuk 2026.
“Saya ingin menjadi juara dunia. Saya bisa menjadi satu-satunya yang menang dengan empat pabrikan berbeda. Sekarang saya siap fokus pada setiap detail agar itu terwujud.”
Dengan kondisi fisik yang pulih dan semangat yang kembali, Vinales yakin era barunya di MotoGP masih jauh dari selesai.
Artikel Tag: Maverick Vinales, yamaha, MotoGP 2025, ktm