Jorge Martin Curhat Alami Musim Kacau Padahal Baru Jadi Juara MotoGP 2024
Jorge Martin ketika meraih gelar juara dunia MotoGP 2024
Berita MotoGP: Jorge Martin mengakui bahwa dirinya selalu berada di bawah sorotan, bahkan ketika menjalani musim paling sulit dalam kariernya di MotoGP. Musim 2025 yang seharusnya menjadi ajang pembuktian sebagai juara bertahan justru berubah menjadi rangkaian cedera, konflik, dan tekanan mental bagi pebalap asal Spanyol tersebut.
Upaya Jorge Martin mempertahankan gelar jaura di MotoGP 2025 tidak berjalan sesuai rencana. Sebagian besar musim malah ia habiskan di pinggir lintasan akibat cedera beruntun yang berdampak besar, bukan hanya secara fisik, tetapi juga mental.
Meski sempat terlibat konflik kontrak dengan Aprilia, Martin tetap berada dalam posisi yang relatif kuat menjelang musim 2026. Motor RS-GP menunjukkan potensi untuk menantang dominasi Ducati, sementara bursa pebalap MotoGP menuju 2027 diprediksi bakal memanas.
Jika mampu kembali ke performa terbaik dan meraih kemenangan, Martin sebenarnya tidak memiliki alasan kuat untuk mencari pelabuhan baru. Namun musim 2025 jelas menjadi peringatan keras baginya.
Dalam beberapa kesempatan balapan yang bisa ia ikuti, Martin dinilai kurang efektif dibanding rekan setimnya, Marco Bezzecchi, terutama saat pengereman. Pebalap Italia itu justru tampil lebih percaya diri dan konsisten, hingga mampu mencuri perhatian sebagai figur sentral Aprilia sepanjang musim.
Martin bahkan merasa bahwa jika dirinya masih berada di Ducati, ia yakin bisa memberi perlawanan lebih sengit kepada Marc Marquez. Ia juga percaya tidak akan mengalami kesulitan sebesar yang dialami Francesco Bagnaia saat menghadapi dominasi Marquez.
Cedera parah yang dialami Martin di Qatar, termasuk paru-paru kolaps dan 11 tulang rusuk patah, menjadi titik terberat musim ini. Ia mengakui sempat sangat terpukul secara emosional selama masa pemulihan.
Namun sorotan publik justru tidak pernah surut. Berbicara kepada Motorsport.com, Martin mengaku telah menerima kenyataan bahwa apa pun yang ia alami, namanya akan selalu menjadi bahan pembicaraan.
“Saya merasa ini sama sekali tidak memengaruhi saya. Rasanya saya selalu berada di spotlight,” ujar Martin.
“Entah karena wawancara di televisi, soal Aprilia, cedera, atau saat saya kembali balapan. Saya selalu ada di mana-mana.”
Martin menyebut dirinya sebagai salah satu pebalap referensi di MotoGP saat ini, sejajar dengan Marc Marquez, Fabio Quartararo, Francesco Bagnaia, dan Pedro Acosta.
Keinginannya untuk segera kembali ke lintasan bahkan membuatnya memaksakan diri tampil di tes pascamusim Valencia. Meski risiko cedera ulang menghantui, Martin memilih turun demi memahami motornya jelang 2026.
Dengan kontrak Aprilia yang akan berakhir sebelum musim 2026 tuntas, Martin masih harus membuktikan nilai dirinya. Ia mengaku belum terlalu memikirkan perpanjangan kontrak, karena fokus utamanya saat ini adalah memulihkan kebugaran dan rasa percaya diri.
Namun, ia juga sadar bahwa mengulang musim seperti 2025 bukanlah pilihan. Bezzecchi yang awalnya tidak diproyeksikan sebagai pemimpin tim justru mampu tampil seperti itu, dan hal tersebut secara tak langsung menaikkan ekspektasi terhadap Martin.
Musim 2026 akan menjadi fase krusial, apakah Jorge Martin mampu bangkit sebagai kandidat juara kembali, atau justru semakin tertekan di tengah sorotan yang tak pernah benar-benar pergi.
Artikel Tag: Jorge Martin, MotoGP 2025, aprilia