Filipina Raih Emas Bola Basket Asian Games Pertama Dalam 61 Tahun Terakhir
Para pemain Filipina berpose dengan medali emas mereka setelah memenangi final bola bakset putra Asian Games Hangzhou. (Foto: Xinhua)
Tim putra Filipina merebut medali emas bola basket Asian Games pertama mereka sejak 1962 pada Jumat (6/10/2023) dengan mengalahkan Yordania 70-60, dengan bintang Filipina kelahiran Amerika, Justin Brownlee, mencetak 20 poin dan 10 rebound.
Mantan pemain starter Brooklyn Nets, Rondae Hollis-Jefferson, mencetak 24 poin yang merupakan rekor tertinggi dalam pertandingan itu, namun tidak cukup untuk memberikan Yordania medali emas bola basket pertama di Asian Games dalam sejarah mereka.
Kedua tim memulai dengan lambat pada kuarter pertama yang penuh dengan kesalahan di Hangzhou dengan keunggulan tipis 17-12 dari Filipina, namun Yordania bangkit memasuki babak pertama dengan kedudukan 31-31.
Momentum bergeser kembali ke Filipina pada kuarter ketiga dan mereka memimpin 51-41 di kuarter ini, lalu mempertahankan keberanian mereka untuk meraih kemenangan yang luar biasa di partai puncak bola basket putra Asian Games di Hangzhou.
"Rasanya luar biasa, Bung," kata pemain Filipina kelahiran Pantai Gading, Angelo Kouame, yang menambahkan 14 poin.
"Kami tahu tim membutuhkan kemenangan itu dan untuk menyelesaikan pekerjaan. Semua orang bersatu dan itu adalah upaya tim yang hebat. Ini sangat berarti setelah bertahun-tahun, dan itu lebih besar dari kami semua," tambahnya.
Filipina memenangkan medali emas di cabor basket putra Asian Games empat kali berturut-turut dari tahun 1951 hingga 1962, tetapi hanya mencapai satu final sejak itu, yakni pada 1990, ketika mereka kalah dari China.
China kemudian mengambil alih panggung regional, memenangkan delapan dari 11 emas terakhir, dengan Korea Selatan mengklaim tiga emas lainnya.
Namun, terjadi perubahan di Hangzhou dengan Korea Selatan gagal mencapai babak sistem gugur dan China terdegradasi ke posisi ketiga, memenangkan pertandingan perebutan medali perunggu melawan China Taipei dengan skor 101-73 sebelum partai final.
"Ini sangat berarti bukan hanya bagi saya, tetapi juga semua orang di ruang ganti," kata Chris Newsome yang lahir di Amerika Serikat, yang mencetak 13 poin untuk Filipina.
"Ada banyak orang yang tidak mengira kami dapat melakukannya, dan kami membuktikan bahwa mereka salah."
Newsome ditugaskan untuk menjaga pemain berbahaya Hollis-Jefferson dan mengakui bahwa itu adalah tugas yang sulit.
"Dia adalah pesaing yang luar biasa, jadi saya turun ke lapangan untuk coba memberikan yang terbaik dan coba menghentikannya," katanya.
Kedua tim sama-sama tampil gugup pada kuarter pertama, dengan Yordania hanya memasukkan tiga dari 17 tembakan dan Filipina sedikit lebih baik dengan memasukkan enam dari 18 tembakan.
Namun, sebuah tembakan tiga angka dari Brownlee tepat sebelum buzzer berbunyi memberikan keunggulan bagi Filipina memasuki kuarter kedua dan mereka melebarkan jarak menjadi 13 poin.
Tembakan-tembakan tiga angka dari Fadi Mustafa dan Hollis-Jefferson membantu membawa Yordania kembali ke dalam permainan dan skor pun berimbang setelah paruh pertama.
Yordania memimpin untuk pertama kalinya ketika Hollis-Jefferson memasukkan sebuah tembakan dua angka segera setelah paruh kedua dimulai, tetapi Filipina terus mengejar dan merebut kembali kendali, dipimpin oleh Brownlee dan Newsome.
Dengan keunggulan 10 poin di kuarter terakhir, mereka berhasil melewati beberapa momen menegangkan dan bertahan.
China, yang dikejutkan oleh Filipina dengan selisih satu poin di semifinal, mengalahkan China Taipei di perebutan tempat ketiga cabor basket putra Asian Games Hangzhou.
China Taipei memimpin 49-46 di paruh pertama, tetapi China bangkit untuk mendominasi kuarter ketiga dengan 34-10 dan membawa mereka menuju kemenangan.
Power forward muda Cui Yongxi memimpin tim tuan rumah dengan 20 poin dan lima rebound.
Artikel Tag: Asian Games