Kanal

Carlos Sainz: Adaptasi di Tim Baru Butuh Waktu, Bahkan bagi Pebalap Terbaik

Penulis: Abdi Ardiansyah
24 Des 2025, 15:50 WIB

Carlos Sainz dan Lewis Hamilton

Berita F1: Carlos Sainz kembali menegaskan pandangannya soal sulitnya proses adaptasi bagi pebalap yang berganti tim di Formula 1. Menurut pebalap Williams tersebut, performa sejumlah nama besar yang kesulitan tampil maksimal di musim 2025 menjadi bukti bahwa perubahan lingkungan kerja membutuhkan waktu, bahkan bagi pebalap berpengalaman sekalipun.

Sainz termasuk pebalap dengan perjalanan karier yang panjang dan beragam di F1. Dalam 11 musim berkarier, pebalap asal Spanyol itu pernah membela Toro Rosso, Renault, McLaren, Ferrari, hingga kini memperkuat Williams. Di setiap tim, ia dikenal mampu memberi kontribusi positif, namun juga tidak menutup mata terhadap tantangan besar di fase awal transisi.

Sejak awal bergabung dengan Williams, Sainz cukup vokal menyebut bahwa memahami karakter mobil baru, metode kerja tim, serta membangun chemistry dengan para insinyur bukanlah proses singkat. Pandangan tersebut sempat dianggap berlebihan, dengan anggapan bahwa pebalap F1 seharusnya bisa langsung tampil kompetitif di mana pun mereka berada.

Namun, musim 2025 menghadirkan banyak contoh yang mendukung pernyataan Sainz. Liam Lawson, misalnya, hanya bertahan dua seri di kursi kedua Red Bull sebelum kesulitan mengendalikan mobil RB21 membuatnya tersingkir. Yuki Tsunoda yang kemudian bertukar posisi pun menghadapi tantangan serupa dan gagal memberi dampak signifikan.

Sorotan terbesar tertuju pada Lewis Hamilton, yang menggantikan Sainz di Ferrari. Pebalap tujuh kali juara dunia itu menjalani musim yang berat, dengan performa yang jauh dari ekspektasi dan kerap kalah cepat dari rekan setimnya. Kesulitan Hamilton menjadi contoh nyata bahwa reputasi dan pengalaman tidak otomatis menjamin adaptasi cepat di tim baru.

Sainz mengakui bahwa sebelumnya tidak banyak pihak yang benar benar memahami sudut pandangnya. Ia menyampaikan, “Saya termasuk pebalap yang mau tidak mau sering berganti tim. Dari situ saya belajar bahwa untuk mendapatkan sepersekian detik terakhir, dibutuhkan waktu agar benar benar menyatu dengan mobil, tim, dan para insinyur.”

Ia menambahkan bahwa saat dirinya pindah dari Toro Rosso ke Renault, lalu ke McLaren, banyak yang menganggap adaptasi seharusnya mudah bagi pebalap F1. “Sekarang, dengan banyaknya pebalap yang mengalami hal serupa, orang mulai menyadari bahwa proses itu memang tidak sederhana. Bahkan pebalap terbaik pun tetap membutuhkan waktu,” ujarnya.

Bagi Carlos Sainz, situasi ini menjadi pengingat bahwa kesabaran dan pemahaman jangka panjang tetap menjadi kunci dalam membangun performa kompetitif di Formula 1.

Artikel Tag: Carlos Sainz, williams, F1 2026, Ferrari, Lewis Hamilton, Liam Lawson, Yuki Tsunoda

Berita Terkait

Berita Terpopuler Minggu Ini

Berita Terbaru