Kanal

Doc Rivers dan Rick Carlisle Refleksikan Diri di Tengah Pencapaian Historis

Penulis: Hanif Rusli
31 Des 2025, 21:18 WIB

Doc Rivers (kiri) dan Rick Carlisle. (Foto: AP)

Dua pelatih veteran NBA, Doc Rivers dan Rick Carlisle, sedang berada di persimpangan istimewa dalam perjalanan karier panjang mereka.

Di saat kemenangan demi kemenangan terus bertambah, keduanya juga merefleksikan arti ketahanan, adaptasi, dan makna sukses di dunia kepelatihan yang kejam.

Doc Rivers baru saja menorehkan tonggak bersejarah.

Kemenangan Milwaukee Bucks 123-113 atas Charlotte Hornets, Senin (29/12) malam waktu setempat, menjadi kemenangan ke-1.176 Rivers di musim reguler NBA.

Raihan itu mengantarkannya ke posisi keenam dalam daftar pelatih dengan kemenangan terbanyak sepanjang masa, melewati George Karl.

Doc Rivers kini menjadi satu dari hanya delapan pelatih dalam sejarah liga yang menembus angka 1.100 kemenangan.

Di sisi lain, Rick Carlisle tinggal selangkah lagi memasuki klub elit 1.000 kemenangan.

Pelatih Indiana Pacers itu saat ini tertahan di angka 999, sebuah situasi yang terasa ironis karena timnya justru sedang terjebak dalam sembilan kekalahan beruntun.

Namun, dengan sejumlah laga ke depan, hanya soal waktu sebelum Carlisle menjadi pelatih ke-11 yang mencapai tonggak tersebut.

Pencapaian Doc Rivers dan Rick Carlisle menegaskan satu hal penting dalam dunia kepelatihan NBA: umur panjang atau sekadar “bertahan hidup”.

Dalam total 51 musim kepelatihan, keduanya mengoleksi 2.175 kemenangan.

Sebagai perbandingan, 19 pelatih aktif dengan masa kerja terpendek di NBA secara kolektif memiliki 2.018 kemenangan dalam total 65 musim.

Statistik itu menggambarkan betapa sulitnya bertahan cukup lama untuk mencapai angka-angka bersejarah.

Sepanjang kariernya, Rivers telah melatih lima tim berbeda — Orlando Magic, Boston Celtics, LA Clippers, Philadelphia 76ers, dan kini Bucks.

Rick Carlisle juga telah melalui beberapa fase, dari Detroit Pistons, Indiana Pacers, Dallas Mavericks, lalu kembali ke Pacers.

Setiap perpindahan berarti menyesuaikan diri dengan pemain baru, manajemen baru, serta ekspektasi penggemar yang terus berubah.

Carlisle dikenal sebagai pelatih yang terus berevolusi. Ia memulai karier dengan pendekatan defensif di Detroit, lalu bertransformasi menjadi pelatih yang lebih ofensif di Dallas, puncaknya membawa Mavericks juara NBA 2011.

Pada periode keduanya di Indiana, Pacers sempat memecahkan berbagai rekor ofensif sebelum akhirnya mencapai Final NBA 2025 dengan pendekatan pertahanan yang lebih solid.

Kini, Rick Carlisle kembali diuji kesabarannya di musim transisi sembari menunggu kembalinya Tyrese Haliburton dari cedera Achilles.

Rivers pun menekankan bahwa pencapaiannya tidak terlepas dari para asisten dan pemain yang pernah bekerja bersamanya.

Ia pernah merasakan musim terburuk bersama Celtics, lalu setahun kemudian mengangkat trofi juara NBA 2008.

Dari Tracy McGrady di Orlando hingga Kevin Garnett di Boston, Rivers menyadari betul betapa besar peran pemain dalam kesuksesan pelatih.

Pada akhirnya, baik Rivers maupun Carlisle sepakat bahwa angka di papan kemenangan bukanlah segalanya.

“Setelah bertahun-tahun,” kata Carlisle, “yang paling berarti adalah mimpi orang lain yang mungkin pernah Anda bantu wujudkan.”

Dalam dunia NBA yang serba cepat dan tak kenal ampun, warisan sejati para pelatih besar memang tidak hanya diukur dari kemenangan, tetapi dari dampak yang mereka tinggalkan.

Artikel Tag: Doc Rivers, rick carlisle

Berita Terkait

Berita Terpopuler Minggu Ini

Berita Terbaru