Asuma Nakai dan Amellya Nur Sifa Raih Emas BMX di Asian Games Hangzhou
Peraih medali emas Amellya Nur Sifa (tengah) dari Indoensia, peraih perak Gu Quanquan (kiri) dari China dan peraih perunggu Jasmine Azzahra Setyobudi dari Indonesia berpose usai upacara penganugerahan medali balap sepeda BMX putri di Asian Games Hangzhiou
Asuma Nakai dari Jepang membawa pulang medali emas balap sepeda BMX putra, sementara Amellya Nur Sifa dari Indonesia menjuarai bagian putri pada hari Minggu (1/10) di Asian Games Hangzhou.
Nakai, yang berusia 23 tahun, finis dengan waktu 37,542 detik di final, diikuti oleh Komet Sukprasert dari Thailand dengan waktu 38,478 detik. Patrick Bren Coo dari Filipina meraih medali perunggu.
"Saya datang ke Asian Games dengan target medali emas, dan saya sangat senang bisa meraihnya," kata Nakai, "Berdiri di podium di Asian Games Hangzhou telah membangkitkan semangat dan pola pikir saya, dan saya yakin bisa meraih hasil yang luar biasa di Olimpiade tahun depan."
Dalam perlombaan balap sepeda BMX putri yang berlangsung sengit, Amellya Nur Sifa dari Indonesia berhasil meraih medali emas, sementara Gu Quanquan dari China meraih perak dan Jasmine Azzahra Setyobudi dari Indonesia meraih perunggu.
Selama upacara penyerahan medali, sang pemenang diliputi rasa haru dan meneteskan air mata kegembiraan saat menyaksikan bendera Indonesia dikibarkan. "Saya senang berada di sini, di negara yang indah ini, berpartisipasi di Asian Games, dan saya sangat bersyukur bisa memenangkan emas hari ini," katanya, soal menjadi pebalap putri BMX Indonesia yang pertama kali meraih medali emas Asian Games.
Menurut laporan Harian Kompas, Amellya sempat panik menjelang hari balapan BMX putri karena bahu kanannya cedera akibat terjatuh dalam sesi latihan resmi. Bahu Sifa kaku, tidak bisa diangkat. Dia pun sempat khawatir tidak bisa tampil dalam ajang yang sudah dia nantikan bertahun-tahun.
Namun, kepercayaan diri Amellya kembali bangkit berkat mental bajanya, dukungan tim pelatih balap sepeda Indonesia, dan penanganan medis dari dokter Andhika Respati. Keesokan harinya, Amellya sudah bisa menggerakkan bahu kanannya lagi dan tampil solid dalam sesi individual time trial yang mengawali tiga moto atau balapan BMX di Sirkuit Chun'an Jieshou.
”Saat balapan sudah tidak terasa sakit, jadi saya bisa tampil maksimal. Padahal, setelah terjatuh dan bahu tidak bisa diangkat, saya sempat panik. Takut tidak bisa tampil saat balapan, padahal ini, kan, puncaknya,” ujar Sifa melalui sambungan telepon, sebagaimana dikutip dari Kompas.
Pebalap putri asal Temanggung, Jawa Tengah, itu berjuang maksimal dalam moto 1, moto 2, dan moto 3, yang menjadi penentu poin akhir. Memasuki moto 3, poin Amellya tertinggal dari Quanquan. Dalam moto 1 dan 2, Amellya finis di posisi ketiga dan kedua, sedangkan Quanquan selalu finis di posisi terdepan.
Berkat taktik yang disusun kepala pelatih tim nasional balap sepeda Indonesia Dadang Haries Purnomo dan pelatih BMX Ari Kristanto, medali emas pun diraih oleh Amellya dan perunggu digenggam Jasmine yang finis di posisi kedua dalam moto 3. Sementara perak diraih oleh Qunquan yang finis di posisi keempat dalam moto 3.
Hasil satu emas dan satu perunggu di Hangzhou ini lebih baik daripada prestasi kontingen Merah Putih di kandang sendiri pada 2018. Kala itu, di bagian putra, I Gusti Bagus Saputra menyumbangkan medali perak, sedangkan di bagian putri, Wiji Lestari mendapatkan medali perunggu.
Boleh dibilang, dalam dua kali edisi multi even Asia pada 2010 dan 2014, Indonesia konsisten meraih medali di nomor BMX setelah sama sekali tidak menghasilkan apa pun di edisi perdana BMX dilombakan di Guangzhou pada 2010 dan kemudian di Incheon pada 2014.
Artikel Tag: Asian Games