Andoni Iraola Akui Periode Sulit Bournemouth di Musim Terbaiknya

Penulis: Fery Andriyansyah
30 Mei 2025, 02:00 WIB
Manajer Bournemouth, Andoni Iraola

Manajer Bournemouth, Andoni Iraola. (Foto: Ben Roberts - Danehouse/Getty Images)

Berita Liga Inggris: Meski mencatat musim terbaik dalam sejarah klub, Bournemouth harus melalui masa sulit yang cukup menguji konsistensi mereka di Premier League 2024-25. Usai mencetak rekor 11 pertandingan tak terkalahkan di liga, The Cherries mengalami penurunan performa yang signifikan.

Rentetan hasil positif itu dihentikan oleh Liverpool, dan meski sempat bangkit dengan kemenangan atas Southampton, Bournemouth kemudian melewati enam laga tanpa kemenangan. Menariknya, seluruh pertandingan itu dijalani melawan tim-tim yang berada di luar delapan besar klasemen akhir.

Dalam periode tersebut, Bournemouth menderita kekalahan dari Wolves, Brighton, Brentford, dan Ipswich, serta bermain imbang melawan Tottenham dan West Ham. Sebuah penurunan yang cukup drastis, mengingat mereka duduk di peringkat kelima klasemen setelah menang atas Southampton pada Februari.

Kekalahan dari Wolves, Brentford, dan Ipswich menjadi tiga dari hanya lima kekalahan The Cherries dari tim-tim yang finis di bawah mereka musim ini. Dua kekalahan lainnya terjadi melawan Brentford dan Leicester di paruh pertama musim.

Namun begitu, pelatih kepala Andoni Iraola tetap melihat sisi positif dari perjalanan timnya. Dalam wawancara dengan Daily Echo, ia menegaskan bahwa setiap musim pasti memiliki titik terendah, termasuk saat sedang menjalani musim yang luar biasa.

“Selalu ada masa-masa sulit,” kata Andoni Iraola. “Bahkan di musim terbaik Anda akan menemui periode terburuk. Dan itulah masa terburuk kami. Februari, Maret, mungkin saat itu Anda berpikir, ‘kalau saja kami tidak kehilangan poin melawan Ipswich atau yang lainnya.’"

Meski begitu, Iraola tetap puas dengan pencapaian keseluruhan timnya. Ia menyoroti konsistensi Bournemouth dalam meraih poin saat menghadapi tim-tim papan bawah. “Kalau kita melihat 10 tim terbawah dalam klasemen, kami main 20 pertandingan dan hanya kalah tiga kali. Kekalahan dari tim papan bawah kadang terjadi, tapi sebagian besar kami menang."

Ia melanjutkan, “Kemenangan atas tim-tim di bawah mungkin tak selalu dihargai, tapi saat Anda kalah, itu terasa besar. Bagi saya, periode Februari-Maret itulah masa paling berat. Padahal kami berada dalam posisi bagus dan jadwal pertandingan juga tidak terlalu sulit, namun gagal meraih poin yang dibutuhkan.”

Pernyataan tersebut menjadi refleksi realistis dari seorang pelatih yang membawa Bournemouth mencapai pencapaian historis, namun tetap sadar bahwa konsistensi adalah tantangan utama di liga seketat Premier League.

Artikel Tag: Andoni Iraola, Bournemouth

Berita Terkait

Berita Terpopuler Minggu Ini

Berita Terbaru