Asosiasi Tenis Jepang Kehilangan Satu Miliar Yen Pada Musim 2020

Berita Tenis: Pembatalan turnamen tenis di Jepang akibat pandemi COVID-19 menyebabkan dampak cukup besar secara finansial terhadap asosiasi tenis Jepang.

Bulan lalu, pihak penyelenggara mengambil keputusan untuk membatalkan Japan Open musim ini akibat kekhawatiran gelombang kedua COVID-19 pada Oktober mendatang ketika turnamen tersebut seharusnya digelar.

Japan Open dikategorikan sebagai turnamen ATP level 500 dan telah digelar secara tahunan sejak 1973. Pada musim 2019, Novak Djokovic memenangkan tersebut untuk kali pertama dalam kariernya tanpa kehilangan satu set pun. Petenis lain yang pernah menjuarai turnamen tersebut di antaranya Roger Federer (2006), Rafael Nadal (2010), dan Andy Murray (2011).

“Dengan pertimbangan gelombang kedua pandemi COVID-19, baik di Jepang mau pun luar negeri, kami mengambil keputusan bahwa kami harus membatalkannya,” ungkap pihak penyelenggara Japan Open.

Akibat keputusan tersebut, Japanese Tennis Association (JTA) akan kehilangan kira-kira beberapa miliar dolar AS. Media Jepang, Kyodo memperkirakan bahwa JTA akan kehilangan uang yang berkisar setidaknya 1 miliar yen (9,4 juta dolar AS) hanya dari turnamen tersebut saja.

Direktur eksekutif JTA, Naohiro Kawatei kepada Kyodo menyatakan bahwa memindahkan para atlet ke dalam dan ke luar Jepang merupakan salah satu kendala dalam situasi saat ini. Tokyo baru-baru ini mencatatkan adanya peningkatan kasus akibat COVID-19 dengan lebih dari 100 kasus baru setiap harinya dalam enam hari secara beruntun.

“Dalam tambahan bagi para petenis yang datang dari luar negeri, sudah menjadi tanggung jawab pihak penyelenggara untuk memfasilitasi keberangkatan mereka, jadi, ada beberapa perbedaan antara tenis dengan olahraga lain,” ungkap Kawatei.

Saat ini, turnamen WTA yang biasa digelar di Jepang masih dijadwalkan pada musim ini. Pan Pacific Open saat ini masih dijadwalkan untuk digelar pada awal November mendatang.

Artikel Tag: Tenis, Japan Open, Novak Djokovic