Ashleigh Barty Dipuji Untuk Hal ini Usai Kemenangan Di Cincinnati

Berita Tenis: Sekali lagi, petenis berkebangsaan Australia, Ashleigh Barty membuktikan diri bahwa sikapnya sangat berkelas, baik di atas maupun di luar lapangan.

Pekan penuh mimpi petenis peringkat 1 dunia berakhir dengan hasil sempurna ketika ia mengalahkan petenis berkebangsaan Swiss, Jil Teichmann di final Cincinnati Open (Western & Southern Open) pekan lalu.

Petenis yang telah mengantongi dua gelar Grand Slam tampil tanpa cela ketika membantai Teichmann dengan 6-3, 6-1 dan menjadikannya petenis putri Australia pertama yang memenangkan Cincinnati Open sejak idolanya, Evonne Goolagong Cawley pada musim 1973.

Gelar Cincinnati Open berhasil ia sandingkan dengan gelar musim ini yang ia menangkan di Melbourne, Miami, Stuttgart, dan Wimbledon, sehingga ia tetap memuncaki dunia tenis putri.

“Saya pikir mampu melaluinya, bermain dengan benar-benar apik, dan pulang dengan dengan gelar ini mungkin bukan sesuatu yang benar-benar saya harapkan dari diri saya, tetapi ini pastinya menyenangkan,” ungkap Barty kepada Tennis Channel setelah ia mengalahkan Teichmann.

Namun, petenis berkebangsaan Australia memastikan bahwa ia bukan satu-satunya yang merayakan gelar tersebut. Saat upacara penyerahan trofi, ia mengundang timnya ke lapangan dan merayakan kemenangan tersebut bersama-sama.

Pelatihnya, Craig Tyzzer; kekasihnya, Garry Kissick; Fisio, Mel Omizzolo; dan pelatih kebugaran, Matt Hayes bergabung dengan juara Wimbledon musim 2021 serta berpose untuk difoto bersama dengan trofi Cincinnati Open.

Petenis berkebangsaan Australia yang sering merujuk pencapaiannya sebagai ‘kami’ bukannya ‘saya’, mengakui peran dari tim pendukung dalam membantunya mengeluarkan kemampuan terbaik yang ia miliki.

“Saya mengetahui usaha yang saya kerahkan bersama tim saya,” tutur Barty kepada WTA Insider.

“Ketika saya memasuki lapangan dan saya menikmati pertandingan saya, lalu saya benar-benar fokus dengan pertandingan itu, kerja keras itu pun keluar dan saat itulah saya memainkan permainan terbaik saya.”

Petenis berusia 25 tahun telah berada di luar Australia selama lima bulan dan membuka diri tentang pengorbanan secara emosional yang harus ia bayar setelah jauh dauh dari rumah dan bermain di level tinggi seperti itu.

“Kadang-kadang saya pikir setelah kemenangan besar – dan saya merasakannya setelah French Open (2019) dan Wimbledon (2021) – ada lebih banyak hal yang emosional lebih dari apapun. Karena ada begitu banyak hal yang diinvestasikan di turnamen itu,” ujar Barty.

“Tetapi saya telah begitu beruntung memiliki tim seperti mereka yang mendukung saya dan meringankan segalanya, biasanya pekan-pekan setelah turnamen besar.”

Pada musim 2020, petenis berusia 25 tahun memilih tinggal di Australia dan tidak melakukan perjalanan akibat pandemi COVID-19. Dengan lima gelar yang telah ia kantongi musim ini, ia mengirimkan pesan meyakinkan untuk kritikan yang meyakini bahwa ia seharusnya tidak menghuni peringkat 1 dunia pada periode tersebut.

Barty tidak kehilangan satu set pun di Cincinnati Open dan ia akan menuju US Open akhir bulan ini sebagai salah satu petenis yang difavoritkan untuk memenangkan gelar Grand Slam ketiga dalam kariernya. Tetapi, ia belum pernah melampaui babak keempat US Open dan akan berharap untuk bisa melampauinya pada musim ini dengan performa memukau yang telah ia perlihatkan pada musim ini.

Artikel Tag: Tenis, Cincinnati Open, US Open, Ashleigh barty, Jil Teichmann