Anett Kontaveit Ungkap Alasan Perpisahan Dengan Pelatih Asal Rusia

Berita Tenis: Petenis berkebangsaan Estonia berusia 26 tahun, Anett Kontaveit telah memainkan sejumlah permainan menakjubkan sejak musim 2021.

Setelah menunjuk pelatih asal Rusia, Dmitry Tursunov pada Agustus musim lalu, performa petenis berkebangsaan Estonia meningkat secara drastis.

Sebelum kerja sama mereka dimulai, petenis berusia 26 tahun menghuni peringkat 30 dunia dan kini ia adalah petenis peringkat 2 dunia yang baru. Tetapi, ia baru-baru ini memilih untuk berpisah jalan dengan Tursunov karena ia tidak memiliki pilihan lain.

Baru-baru ini petenis peringkat 2 dunia menggunakan Twitter untuk berterima kasih kepada pelatihnya atas semua hal yang telah ia lakukan dalam kariernya selama mereka bekerja sama.

“Halo, semuanya, saya ingin berterima kasih kepada Dmitry Tursunov atas waktu kebersamaan yang sukses. Di sepanjang perjalanan ini, kami menikmati sejumlah kemenangan besar. Melangkah maju, kami telah sepakat untuk berpisah jalan. Saya tidak mengharapkan apapun kecuali hal yang terbaik,” tulis Kontaveit.

Setelah itu dalam sebuah wawancara, petenis berkebangsaan Estonia mengungkapkan bahwa ia harus mengakhiri kolaborasi dengan pelatih asal Rusia karena situasi saat ini terkait konflik antara Rusia dan Ukraina. Memiliki kewarganegaraan Rusia membuat Tursunov sulit untuk mendapatkan visa di beberapa negara tertentu. Sebagai konsekuensinya, pelatih asal Rusia tersebut tidak bisa menemani petenis berkebangsaan Estonia di beberapa turnamen.

“Saat ini, sangat menyulitkan baginya untuk mendapatkan visa, itu artinya ia tidak bisa menemani saya di banyak turnamen. Saya masih merasa saya membutuhkan pelatih yang bisa menemani saya dan yang tidak memiliki begitu banyak isu pratikal. Ia tidak bisa datang bersama saya ke Amerika pada Maret lalu dan kini ia menghadapi masalah visa untuk pergi ke Inggris. Proses visa tersebut sangat merumitkan baginya,” jelas Kontaveit.

Kerja sama petenis berusia 26 tahun dan Tursunov dimulai sebelum US Open musim lalu. Sejak saat itu, petenis berkebangsaan Estonia telah memenangkan tiga gelar turnamen WTA level 500 dan dua gelar turnamen ATP level 250. Ia juga melenggang ke beberapa final, di mana ia kalah hanya terpaut beberapa poin. Awal musim ini ia lolos ke final di Doha sebelum kalah dari petenis peringkat 1 dunia, Iga Swiatek.

Musim lalu, Kontaveit bahkan lolos ke partai puncak WTA Finals sebelum kalah dari Garbine Muguruza. Hal yang paling penting adalah ia mampu menduduki peringkat 2 dunia, yang masih menjadi pencapaian terbesar dalam kariernya sampai saat ini.

Artikel Tag: Tenis, Anett Kontaveit