Bottas Sempat Khawatir dengan Strategy Pit Stop Ganda Mercedes

Berita F1: Valtteri Bottas sempat khawatir dengan pit stop ganda yang dilakukan Mercedes pada penghujung balapan Formula 1 GP China.

Mengawali balapan dari posisi terdepan, Valtteri Bottas secara mengejutkan harus tersalip oleh Lewis Hamilton saat menuju tikungan pertama. Akan tetapi, duo Mercedes itu tetap mendominasi balapan dengan keunggulan yang cukup jauh hingga akhir balapan.

Memasuki paruh akhir balapan, Mercedes melakukan pit stop ganda untuk kedua pebalap mereka. Hamilton yang memimpin balapan otomatis membuatnya mendapat giliran pertama. Sementara Bottas harus menunggu giliran.

Pebalap asal Finlandia itu mengaku sempat khawatir dengan strategi yang diambil timnya. Pasalnya,jika saja ada penundaan atau masalah dengan pit stop Hamilton, maka ia bakal terkena imbasnya dan bisa kehilangan peluang mengamankan posisi kedua, bahkan podium di Sirkuit Shanghai tersebut.

"Ya, saya sangat khawatir. Anda bisa kehilangan waktu karena Anda yang di belakang," ujar Bottas usai finis di urutan kedua. "Saya bertanya kepada tim, apakah saya bisa pit stop di lap-lap berikutnya, atau bertahan di lintasan tanpa pit stop lagi. Namun, risikonya terlalu besar dengan usia ban.”

"Saya menanyakan itu karena jika ada cara lain selain pit stop di belakang Lewis, maka itu bisa menjadi satu-satunya kesempatan untuk memenangi balapan.”

"Saya tahu, jika kami berdua pit stop, maka habis sudah peluang saya untuk menang, kecuali ada kejadian gila.”

"Tetapi saya senang pit stop berjalan baik. Saya kehilangan waktu, tapi tidak banyak. Jadi tim telah bekerja dengan baik."

Saat kembali ke lintasan, Bottas berada di belakang Leclerc, akan tetapi pebalap Mercedes itu belum melakukan pit stop sehingga dengan mudah Bottas bisa menyalipnya.

Meskipun dengan strategi tersebut, Bottas hampir tak memiliki peluang menyalip Hamilton. Akan tetapi, Bottas mengaku cukup puas dengan strategi yang dijalankan skuat Panah Perak tersebut.

Artikel Tag: f1 2019, Mercedes, Valtteri Bottas, GP China