Takluk Dari MU, Djanur Nilai Persebaya Harusnya Dapat 2 Penalti

Berita Piala Indonesia: Kekalahan 2-1 yang harus diterima Persebaya Surabaya dari tuan rumah Madura United pada leg kedua semifinal Piala Indonesia disebut Djadjang Nurdjaman tidak akan terjadi andai Dodi Setia Purnama yang memimpin laga tersebut lebih jeli dalam mengambil keputusan.

Dikatakan pelatih yang akrab disapa Djanur itu, dalam laga yang berlangsung di Stadion Gelora Madura Pamelingan (SGMP) Pamekasan, Kamis (27/6) sore tersebut, Bajul Ijo harusnya mendapat hadiah penalti pada menit ke-57 ketika Alfath Faathier melakukan handsball di dlam kotak terlarang.

Selanjutnya, pada menit ke-67 pelanggaran Muhammad Ridho terhadap Amido Balde harusnya juga berbuah penalti. Namun, Dodi Seti Purnama menilai pelanggaran itu terjadi di luar kotak penalti, sehingga hanya memberikan tendangan bebas untuk Bajul Ijo.

"Saya tidak percaya kita kalah hari ini, Seharusnya Persebaya mendapat dua penalti. Pertama tadi handsball dan yang kedua Amido Balde dijatuhkan di dalam kotak penalti," kata Djanur seperti dilansir laman resmi Persebaya Surabaya.

Terlepas dari kepemimpinan wasit, Djanur tetap mengapresiasi kerja keras timnya.

"Saya salut dengan permainan anak-anak, meski hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Saya berharap permainan yang terus membaik ini berlanjut di Liga 1," sambungnya.

Sementara itu, pemain bertahan Persebaya Surabaya, Novan Setya juga memberikan pernyataan yang senada. Menurutnya permainan tim sudah mengalami perkembangan dari pertandingan-pertandingan sebelumnya. "

Permainan kami sudah cukup bagus tadi dan kami menciptakan banyak peluang tapi mungkin memang belum rejeki," kata Novan. Dirinya yakin progres yang baik dalam segi permainan bisa menjadi modal baik untuk mengarungi Liga 1 musim ini.

Setelah pertandingan ini, Persebaya langsung kembali ke Surabaya. Ruben Sanadi dan kawan-kawan sudha harus kembali bertanding Senin (1/7) nanti dengan menjamu Persela Lamongan pada lanjutan Liga 1 Indonesia 2019.

Artikel Tag: Liga 1, madura united, Persebaya Surabaya, Djadjang Nurdjaman