Sekuel Rivalitas Louis van Gaal dan Guus Hiddink
Ligaolahraga - Hiddink dan Van Gaal adalah dua orang yang memiliki karakter yang sangat berbeda. Menurut Wesley Sneijder, pemain yang pernah dilatih oleh keduanya, menggambarkan bahwa Van Gaal sebagai “guru yang kaku dan disiplin”, sementara Hiddink adalah “paman yang ramah”
Menjelang partai Big Match antara Manchester United dan Chelsea di stadion Stamford Bridge malam ini, dimana pertandingan tersebut mempertemukan juga dua juru taktik asal Belanda, Louis van Gaal di pihak Manchester United dan Guus Hiddink di pihak Chelsea.
Pertandingan tersebut adalah pertempuran antar para pemain, tetapi untuk kedua pelatih dan manajer ini, pertandingan ini juga menjadi sekuel rivalitas mereka.
Rivalitas keduanya sebagai manajer dan pelatih sudah lama berlangsung di Belanda, Spanyol maupun sekarang di Inggris.
Hiddink pada Jumat kemaren mengatakan kepada the Expss, “Kami berdua memiliki karir yang panjang dan sudah lama tidak saling bersua. Kami bersua beberapa kali saja di Spanyol dan di Belanda.”
Hiddink dan Van Gaal adalah dua orang yang memiliki karakter yang sangat berbeda. Menurut Wesley Sneijder, pemain yang pernah dilatih oleh keduanya, menggambarkan bahwa Van Gaal sebagai “guru yang kaku dan disiplin”, sementara Hiddink adalah “paman yang ramah”, seperti yang dikutip Sky Sports.
Sementara itu, Elko Born, menulis untuk ESPN FC pada bulan Desember 2015: “Jika Van Gaal adalah “Iron Tulip” sepakbola Belanda, maka Hiddink adalah “Velvet Rose”.
Bagi Hiddink, pendekatan personal lebih penting daripada memberikan instruksi dan memberikan analisa melalui rekaman video. Hiddink lebih membiarkan pemainnya untuk berkreasi di lapangan.
Van Gaal sendiri pernah mengatakan dia tidak suka gaya sepakbola yang diterapkan oleh Hiddink. Sementara Hiddink pernah mengatakan bahwa ia tidak ingin seorang Van Gaal ada bersamanya saat pergi berlibur.
Pertemuan antara keduanya sebagai manajer terjadi pada 1998. Pada saat itu keduanya bekerja di Spanyol. Hiddink membesut Real Madrid dan Van Gaal menangani Barcelona, dua klub rival abadi di Spanyol. Ketika itu, mereka saling menolak untuk berjabat tangan atau saling menegur.
Chris Wheeler dari Daily Mail menulis pada Desember 2015, “Tidak ada jabat tangan dan tegur sapa. Sementara harian Volkskrant di Belanda sat itu menulis dalam headline: “Hiddink dan Van Gaal berantam dalam diam di Madrid.” Surat kabar itu menggambarkan keduanya sebagai pasangan "Dumb and Dumber".
Sky Sports merinci pertemuan antara kedua manajer yang dimulai saat tim mereka berhadapan dalam partai El Clasico pada September 1998. Saat di Spanyol, keduanya bertemu tujuh kali, dimana Hiddink unggul 4 kali kemenangan, dua kali seri dan Van Gaal hanya sekali meraih kemenangan saat Barca melibas Madrid di Camp Nou pada Februari 1999.
Pada saat Hiddink menukangi Real Betis pada tahun 2000, Hiddink mengungguli Van Gaal, begitu pun saat Hiddink melatih PSV Eindhoven, Hiddink kembali mengalahkan Van Gaal yang menangani AZ Alkmaar.
Saat Hiddink ditunjuk melatih tim nasional Rusia, maka Van Gaal baru mampu mmebawa AZ Alkmaar menjuarai Eredivisie pada musim kompetisi 2008/09.
Van Gaal mampu menjuarai La Liga bersama Barca di musim dimana Hiddink melatih Madrid, mengungguli 11 angka di akhir musim. Musim itu adalah musim pertama Hiddink di Madrid dan kemudian dipecat pada Februari.
Hiddink kemudian membalasnya saat bersama Betis namun kemudian ia juga dipecat setelah hanya beberapa bulan saja melatih di Betis.
Terakhir, Van Gaal mampu membawa Belanda di urutan ketiga Piala Dunia 2014 Brazil, sementara Hiddink yang menjadi suksesornya justru hancur total dan gagal membawa Belanda berkiprah di Piala Eropa 2016 di Prancis musim panas ini. Hiddink harus mengundurkan diri disaat Belanda sudah babak belur untuk kemudian diserahi kepada Danny Blind.
Itulah sedikit banyak kisah antara dua juru taktik Belanda yang kini tengah bersaing di Liga Inggris.
Tentu saja, pertempuran dua manajer ini tidak bisa bercerita penuh tentang pertandingan sepak bola.
Hiddink sendiri mengatakan kepada FourFourTwo:
“Kita tidak harus menilai terlalu tinggi peran manajer dan pelatih, mereka memang mempersiapkan dan lawan dan cara kita ingin bermain. Itu saja.
Karena pada akhirnya para pemain harus menjalankan apa yang telah dilakukan dalam latihan dan pertemuan tim. Kita tidak harus menilai terlalu tinggi pertempuran antara manajer; karena pertandingan adalah pertempuran antar para pemain.”
Artikel Tag: Liga Inggris, Manchester United, Chelsea, Louis Van Gaal, Guus Hiddink
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/bola/sekuel-rivalitas-louis-van-gaal-dan-guus-hiddink
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar disini