Iriawan Tolak Desakan Netizen untuk Mundur Sebagai Ketum PSSI

Berita Liga 1 Indonesia: Ketua Umum (Ketum) PSSI, Mochamad Iriawan menolak untuk melepas jabatannya sebagai orang nomor satu di induk organisasi sepak bola tanah air itu. Dia dinilai sebagai salah satu pihak paling bertanggung jawab atas tragedi Kanjuruhan yang mengakibatkan meninggalnya ratusan orang.

Kerusuhan pasca pertandingan pekan ke-11 Liga 1 Indonesia musim 2022/2023 antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10) lalu memang menyisakan tragedi untuk sepak bola. Merujuk pada data yang dikeluarkan Pemkab Malang, Selasa (5/10), korban jiwa yang jatuh akibat peristiwa itu mencapai 131 orang dan ratusan korban lain mengalami luka-luka.

Tragedi itu pun membuat sejumlah pihak mendesak Mochamad Iriawan mundur dari posisinya sebagai Ketum PSSI. Desakan itu muncul dari beberapa kelompok suporter dan netizen.

"Bentuk pertanggungjawaban saya adalah seperti sekarang (di Malang). Ini bentuk pertanggungjawaban saya sebagai Ketua Umum (PSSI)," kata pria yang biasa disapa Iwan Bule itu seperti dikutip dari laman Kompas.

Menurut dia, memilih mundur itu sama saja dengan lari dari tanggung jawab. Jadi, ia memastikan akan mengawal Tragedi Kanjuruhan hingga usai.

"Saya kalau mau lepas tanggung jawab di Jakarta saja. Ini saya namanya mengunjungi, menunggui anggota gitu ya. (Saya berada) di Malang sampai selesai," ucap pria berusia 60 tahun itu.

"Salam buat netizen ya (sambil tertawa)," imbuhnya sembari berjalan dan menyudahi sesi wawancara.

Terkait tragedi itu sendiri, PSSI telah memberikan sanksi kepada Arema FC. Tim berjuluk Singo Edan itu didenda Rp250 juta, dilarang menggelar laga kandang di Malang, dan tidak boleh dihadiri penonton.

Selain itu, Ketua Panpel Abdul Haris mendapat sanksi larangan aktif di sepak bola seumur hidup. Hukuman yang sama juga diberikan kepada Security Officer Arema Suko Sutrisno.

Artikel Tag: iriawan, PSSI, arema fc, Liga 1