Posisinya Terus Merosot, Kidambi Srikanth Justru Kritik Aturan BWF

Berita Badminton : Mantan pemain peringkat 1 dunia asal India, Kidambi Srikanth belum menemukan bentuk permainan terbaiknya dalam beberapa turnamen terakhir sejak tahun lalu. Terbaru, dalam dua kompetisi pada awal tahun ini, Srikanth harus tersingkir di babak pertama.

Srikanth kandas di babak pertama Indonesia Masters 2020 World Tour Super 500 pada pekan ini saat kalah dari pemain andalan tuan rumah, Shesar Hiren Rhustavito, sementara pekan lalu di Kuala Lumpur, juara Indonesia Open 2017 itu juga tersingkir di babak pertama.

Srikanth, bagaiamanapun percaya bahwa jadwal sibuk yang disusun oleh BWF menjadi salah satu alasan dibalik kemerosotan pemain berusia 26 tahun itu.

Pada tahun 2018, Federasi Badminton Dunia (BWF) membuat aturan baru bagi para pemain yang berada di peringkat 15 besar dunia harus ikut berkompetisi setidaknya 12 turnamen dalam satu musim.

"BWF membuat peraturan 12 turnamen yang merupakan aturan yang sulit bagi para pemain," kata Srikanth.

"Ini pasti tidak akan mudah. Dan jika anda lihat, banyak pemain yang cedera. Jadi sangat penting untuk memilih dan menyeleksi turnamen yang bisa saya mainkan. Saya sangat selektif untuk memilih turnamen sekarang," ungkapnya.

Pada April 2018, Srikanth naik ke peringkat 1 dunia. Sayangnya, setelah itu Ia mengalami banyak serangkaian cedera yang membuatnya sebagian besar dalam perawatan sepanjang musim. Jadwal yang sulit memberikan penekanan tambahan bagi Srikanth yang sebagian berkutat pada kebugaran karena kurangnya pemanasan.

"Saya telah belajar bahwa penting untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu, kemudian beberapa aktivitas untuk otot, bisa berupa gerakan kecil dengan terapi kemudian joging. Lalu beberapa latihan rotasi dan setelah itu saya pergi bermain," jelas peraih empat gelar Super Series musim 2017 itu.

Artikel Tag: kidambi srikanth, Sai Praneeth, PV Sindhu, BWF