PBSI Evaluasi Kegagalan Tim Indonesia di Japan Open 2022

Berita Badminton : Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) akan mengavaluasi menyeluruh kegagalan tim bulu tangkis Nasional Indonesia di turnamen bergengsi Japan Open World Tour Super 750 pekan ini di Osaka Jepang.

Menurut Kepala Bidang Pembinaan & Prestasi PP PBSI< Rionny Mainaky, faktor utama kegagalan para pemain di Jepang adalah kurangnya penyesuaian dengan kondisi lapangan dan juga shuttlecock yang berbeda dengan turnamen lainnya.

"Evaluasi terpenting saya adalah bagaimana penyesuaian kita dengan kondisi lapangan dan shuttlecock. Ini terjadi di sini dengan kondisi lapangan yang stabil dan laju shuttlecock yang lambat membuat anak-anak memang agak kesulitan," jelas Rionny, melalui siaran pers Humas PP PBSI (4/9).

"Berbeda dengan saat bertanding di Malaysia dan Singapura lalu, dimana anak-anak mampu bermain dengan pola dan teknik terbaik karena shuttlecock-nya kencang," Rionny, menambahkan.

Lapangan yang berangin dan juga shuttlecock yang lambat di Maruzen Intec Arena Osaka juga sudah diantisipasi tim pelatih di Pelatnas Cipayun. Namun, karena persiapan kurang matang dan faktor dari kelelahan pekan sebelumnnya di Kejuaraan Dunia 2022 di Tokyo juga cukup mempengaruhi.

"Hal ini sebenarnya sudah kita antisipasi dengan menyiapkan dari Jakarta. Sudah mencoba memakai shuttlecock pertandingan misalnya tapi memang belum cukup," katanya.

Dari 13 wakil yang tampil di Osaka, penampilan terbaik tim Merah Putih hanya sampai babak perempat final yakni pasangan ganda putri Apriyani Rahayu / Siti Fadia Silva Ramadhanti dan Febriana Dwipuji Kusuma / Amalia Cahaya Pratiwi tunggal putra, Chico Aura Dwi Wardoyo, tungal putri Gregoria Mariska Tunjung serta pasangan ganda putra, Fajar Alfian / Muhammad Rian Ardianto.

Artikel Tag: PBSI, Indonesia, Fajar Alfian, Muhammad Rian Ardianto